Rektor Unesa Prof. Dr. Warsono, M.S. membuka Diskusi Ilmiah Arkeologi-Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Daerah Jawa Timur (IAAI Komda Jatim) di Gedung I-8 FIS Unesa pada Sabtu, 6 September 2014. Acara ini diikuti 43 arkeologi dari berbagai instansi pemerintah dan swasta, perguran tinggi, dan para pemerhati cagar budaya di Jawa Timur. Diskusi ini membahas 7 kertas kerja yang menyangkut pemasalahan pelestarian cagar budaya di Jawa Timur seperti Banyuwangi, Lumajang, Malang, dan Surabaya. Universitas Airlangga (Unair) mengirimkan dua arkeolog yang memaparkan cara-cara mengidentifikasi manusia purba dengan metode thanatologi. Universitas Negeri Malang (UM) mengirim 2 arkeolog yang memaparkan metode remote sensing untuk identifikasi situs purbakala sedangkan Hanan Pamungkas, arkeolog asal Unesa memaparkan pemanfaatan museum berbasis Kurikulum 2013. Dalam sambutannya, Rektor Unesa sebagai tuan rumah menyambut baik kegiatan ilmiah semacam ini dan ia juga mengharapkan semakin banyak kegiatan semacam ini karena melalui forum diskusi ini sesungguhnya mencerminkan denyut akademik kehidupkan kampus. Prof. Warsono menambahkan pada masa-masa mendatang Unesa memerlukan kerja sama lebih intensif agar dapat meningkatkan iklim akademis di kampus. Forum ilmiah ini sekaligus juga mengagendakan penilaian makalah yang akan mewakili IAAI Komda Jatim di Pertemuan Ilmiah Arkeologi tingkat nasional di Makasar pada 16 18 Oktober 2014. Acara diakhiri dengan sidang pleno pemilihan Ketua IAAI Komda Jatim pada pukul 16.00 dan kemudian ditutup Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unesa Dr. Ketut Prasetyo, M.Pd. Ketua IAAI Komda Jatim periode 2014 2018 terpilih ialah Hanan Pamungkas, arkeolog asal Unesa. (Wahyu/Byu)