Profesor Peter Charles Taylor merupakan salah satu narasumber utama ICCSAL 2024. Dia menyampaikan materi tentang �Transformative STEAM Education: Title Towards a Moral Commitment for Sustainable Futures�.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) kembali menyelenggarakan International Conference on Cultural Studies and Applied Linguistics (ICCSAL) yang kelima secara daring pada Jumat, 9 Agustus 2024.
ICCSAL yang sebelumnya bernama Social Sciences, Humanities and Education Conference (SoSHEC), kali ini mengusung tema "Inclusivity and Diversity in Culture, Arts, Humanity, Language, and Literature” atau “Inklusivitas dan Keberagaman dalam Budaya, Seni, Humaniora, Bahasa, dan Sastra.”
UNESA tahun ini bekerja sama dengan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia (Co-Host) menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai negara di antaranya, Assoc. Prof. Dr. Muhammad Fazli Taib Saearani, dari UPSI Malaysia; Prof. Dr. Mansor Mohd. Noor, dari Institut Kajian Etnik, Universiti Kebangsaan Malaysia; dan Prof. Bimali Indrarathne dari General Sir John Kotelawala Defence University, Sri Lanka.
Selain itu, juga ada Prof. Peter Charles Taylor, Ph.D., dari Murdoch University, Australia, dan Ahmad Munir, Ph.D., dari UNESA. ICCSAL yang dihadiri ratusan partisipan dari berbagai negara ini merupakan bagian dari rangkaian Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) ke-XI 2024 yang puncaknya pada 8-10 Oktober 2024 mendatang.
Dalam sambutannya, Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa inklusivitas dan keberagaman merupakan pondasi penting dalam kehidupan masyarakat. Dua hal itu juga menjadi landasan utama dalam kajian budaya dan linguistik. Rektor yang akrab disapa Cak Hasan itu menegaskan bahwa konferensi ini hadir sebagai wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai belahan dunia untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta memperdalam pemahaman akan keragaman budaya dan bahasa.
"Semangat kita lewat konferensi ini yaitu membangun komunitas akademik yang lebih terbuka dan menghargai perbedaan. Kami mengajak seluruh peserta untuk aktif berpartisipasi dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat global yang lebih inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai dan setara," ucapnya.
Pada sesi materi, Prof Peter Charles Taylor menyampaikan tentang “Transformative STEAM Education: Title Towards a Moral Commitment for Sustainable Futures.” Ia mengeksplorasi pentingnya pendidikan STEAM atau Science, Technology, Engineering and Math.
Pendekatan interdisipliner ini dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya generasi muda yang memiliki kesadaran moral dan komitmen terhadap keberlanjutan. Dengan mengadopsi metode pembelajaran berbasis seni, pendidikan STEAM dapat membekali siswa dengan kemampuan transformatif, termasuk nilai-nilai moral, untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan berkelanjutan.
Muhammad Fazli Taib Bin Saearani menyampaikan materi �Dance Education as a Tool for Inclusivity and Cultural Title Preservation�.
Sesi berikutnya, Muhammad Fazli Taib Bin Saearani, memaparkan tentang “Dance Education as a Tool for Inclusivity and Cultural Title Preservation." Menurutnya, pendidikan tari merupakan sarana yang efektif untuk mencapai inklusivitas dan pelestarian budaya.
"Melalui pendekatan holistik yang mencakup berbagai disiplin seni, pendidikan tari dapat membangun koneksi personal, keterampilan pemecahan masalah, serta pemahaman yang lebih dalam tentang seni," paparnya.
Selanjutnya, dengan mengusung topik Learning Difficulties and Inclusive Teaching, Bimali Indrarathne menjelaskan tentang pentingnya memahami dan mengatasi kesulitan belajar spesifik (SpLD) melalui pendidikan inklusif yang ditujukan kepada siswa dengan SpLD seperti disleksia, dispraksia, diskalkulia, disgrafia.
Selain itu, juga pada anak ADHD yang mengalami kesulitan dalam pemrosesan bahasa, matematika, perhatian, kontrol motorik, dan penulisan. Oleh karena itu, ia mengusulkan program pendidikan guru, baik pra-jabatan maupun dalam jabatan, perlu memasukkan konten terkait SpLD, termasuk tips praktis untuk identifikasi dan pengajaran inklusif.
Prof. Mansoor Mohd. Noor menyodorkan materi tentang “Understanding and the Dynamism of the Nation in the Title Post-Colonial Countries of ASEAN: The Implications on the Study of Nation, Culture and Literature”. Dia menyoroti pentingnya memahami kolonialisme, kolonialisme, dan konsep bangsa dalam negara pascakolonial ASEAN untuk mendekolonisasi kehidupan dan memperkuat hubungan antara penduduk asli dan diaspora Asia.
Sesi materi �Learning Difficulties and Inclusive Teaching� bersama Prof. Bimali Indrarathne.
Dia menggagas bahwa dalam konteks dinamika ini, karya sastra memiliki peran penting sebagai refleksi dan agen perubahan sosial. "Saya harap, ICCSAL 2024 dapat mewadahi semangat inklusivitas dan keberagaman dalam kegiatan akademik maupun interaksi satu sama lain, menorehkan pengalaman yang bermakna dan mencerahkan bagi semua orang agar dapat bekerja sama untuk meningkatkan studi budaya dan linguistik terapan, serta menciptakan komunitas global yang lebih inklusif dan beragam," ucapnya.
Dosen UNESA, Ahmad Munir, pada kesempatan itu menyampaikan materi “Promoting Inclusion and Diversity Through Materials Title Development in English Teacher Education Program at UNESA." Dia membahas mengenai pengembangan materi pembelajaran sebagai upaya mempromosikan inklusivitas dan keberagaman dalam program pendidikan guru bahasa Inggris di UNESA. Menyajikan contoh proyek pengembangan materi dalam program pendidikan guru bahasa Inggris di UNESA.
Sebagai informasi, ICCSAL merupakan konferensi tahunan yang dikembangkan dengan tujuan membangun sebuah platform di mana para akademisi dan praktisi dapat berbagi temuan, terlibat dalam diskusi yang bermakna, dan mendorong kemitraan.
Tercatat 163 kiriman makalah dari para akademisi di seluruh dunia dalam 5th ICCSAL 2024 yang telah diseleksi dalam proses penyaringan yang ketat dan komprehensif. Mengunggulkan makalah terpilih yang tidak hanya akan berkontribusi pada wacana akademik selama konferensi, tetapi juga akan dipertimbangkan untuk dipublikasikan dalam prosiding ICCSAL.[]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: