Sesungguhnya tidak sulit mewarisi jiwa kepahlawanan para pejuang kita. Bukankah aktulisasi jiwa kepahlawanan pada era kemerdekaan berbeda dengan aktualisasi jiwa kepahlawanan pada era kolonialisme. Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum., tim perumus rekomendasi Kongres Bahasa Indonesia X memaparkan bahwa per Mei 2013, bahasa Indonesia berada pada peringkat ke-4 bahasa yang paling banyak digunakan dalam unggahan blog di Wordpress. Sementara itu, menurut Wikipedia, bahasa Indonesia berada pada peringkat ke-26 bahasa asing di dunia dan peringkat ke-3 di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin. Bu Kis begitu ia biasa dipanggil mengaku bangga dengan capaian itu. Hingga saat ini kita telah mampu menyusun KBBI edisi I IV, menyusun tata bahasa baku bahasa Indonesua, menambah kosakata baru, menerbitkan hasil-hasil penelitian kebahasaan, namun apakah kita sudah bangga berbahasa Indonesia? Begitulah kritik yang disampaikannya kepada kita generasi penerus bangsa pada hari pahlawan ini. Guru besar Unesa yang ahli di bidang dialektologi ini pun menyitir keluhan Professor Australian National University, George Quiin tentang penurunan jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia di Australia dan Amerika. Papan nama dan petunjuk jalan di Indonesia justru banyak yang tidak menggunakan bahasa Indonesia. Kosakata penggeser dianggap lebih keren atau lebih modern dan lebih berprestise daripada kosakata dalam bahasa Indonesia-nya, ungkap guru besar dari Australia yang fasih berbahasa Indonesia dan Jawa tersebut. Kisyani-Laksono yang juga Pembantu Rektor I Unesa itu pun memaparkan lebih detail fenomena bahasa yang terjadi di negeri ini. Kata riverside dianggap lebih modern daripada pinggir sungai, kata regebcy atau residence dianggap memiliki daya jual sehingga nama Taman Wisata Regency atau Diamond Park Residence lebih disukai, nama San Diego Hill dianggap lebih memiliki daya jual. Saat masuk ke toko swalayan, sulit mencari tulisan sabun mandi , yang ada adalah soap atau body foam. Sulit menemukan cairan penyegar, yang ada adalah face tonic. Kata pelembab juga sulit ditemukan, yang ada adalah moisturiser. Kata pasta gigi memang ada, tapi lebih banyak toothpaste, paparnya detail. Kita saat ini telah memasuki 85 tahun tumbuh kembangnya bahasa Indonesia. Kurang 15 tahun lagi pada 2028 mendatang kita memasuki fase seabad bahasa Indonesia. Sudahkah kita turut serta berkontribusi menjadikan bahasa Indonesia bermartabat jika alam bawah sadar kita telah menganggap bahwa bahasa asing lebih maju atau lebih modern daripada bahasa Indonesia, ungkapnya kritis. Salah satu penyebab kepunahan bahasa ialah bahasa itu ditinggalkan penuturnya karena bahasa lain diasosiasikan lebih maju atau modern. Upaya penguatan bahasa Indonesia sesungguhnya telah dikukuhkan dengan berbagai aturan kebahasaan namun peraturan pemerintah yang seharusnya dicantumkan sebagai bentuk kelanjutan UU belum disusun dan disahkan untuk segera dilaksanakan. Lebih dari itu yang lebih penting ialah penghargaan, penghormatan, dan rasa cinta serta bangga berbahasa Indonesia perlu dibangkitkan. Kiranya perlu gerakan Aku Bangga Berbahasa Indonesia. Jika rasa setia dan bangga telah kukuh tertanam, BI akan menjadi jiwa bangsa dan BI akan semakin kuat dan bermartabat. Semoga langkah menuju seabad bahasa Indonesia bermartabat menjadi langkah yang seiring sejalan untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat pula, harapnya. (Byu)