www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi Desa dan Investasi, Kemendes PDTT, pada Selasa, 8 Agustus 2023 di Vasa Hotel, Surabaya.
FGD ini merupakan tindak lanjut kerja sama UNESA dengan Kemendes terkait penyamaan persepsi review P3MD (Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) Module for Orientation and Capacity. Ini sekaligus penyusunan modul baru.
Direktur LPPM UNESA, Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., mengatakan bahwa tim LPPM sudah menyiapkan SDM yang profesional. “Total ada 18 orang tenaga ahli dari internal UNESA dengan spesifikasi dan keahlian masing-masing. Mereka akan beri tugas mereview serta menyusun modul pelatihan,” ucapnya.
Modul yang akan direview dan disusun itu akan digunakan oleh kepala desa, kader desa, dan penggerak ekonomi desa dalam program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). Program TEKAD ini menyasar 5 provinsi di wilayah Indonesia Timur yang meliputi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Dia menambahkan, total ada 13 modul, di antaranya 8 modul yang akan direview dan 5 modul baru. Modul baru tersebut terdiri dari modul undang-undang desa, modul penggunaan dana desa, modul gizi masyarakat desa, modul inklusi dan gender desa, dan modul SDGs Desa. “Kami berusaha menyusun draft modul dalam kurun 4-6 minggu ke depan, setelah itu modul siap di ToT-kan,” imbuhnya.
Turhan melanjutkan, timnya akan menyusun modul khusus untuk tahapan coaching clinic. Modul tersebut ditujukan ke sekitar 590 desa-desa yang baru akan bergabung pada program TEKAD. Modul itu berisi pengenalan program TEKAD, GESI (Gender dan Inklusi Sosial), serta Pemberdayaan Masyarakat Desa.
www.unesa.ac.id
Setelah melalui tahapan coaching clinic, mereka akan dibimbing menggunakan modul refreshing TEKAD yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat berkelanjutan dan dilatih menjadi seorang fasilitator yang baik. “UNESA sebagai pembuat modul juga akan melatih calon-calon trainer yang terjun di wilayah Indonesia Timur,” bebernya.
Modul baru itu nanti dikemas lebih praktis dan mudah dipahami untuk calon-calon trainer. Tujuannya supaya masyarakat tidak bosan jika hanya membaca narasi-narasi saja, tetapi juga dilengkapi dengan tampilan visual yang menarik. Sehingga harapannya dari sisi substansi terpenuhi.
“Jadi output-nya bukan sekedar modul saja, tetapi harus dilengkapi 4 hal di antaranya modul itu sendiri, lembar kerja, cara penyampaian melalui PPT, dan media pembelajaran yang didalamnya memuat poster; infografis; videografis; atau video tutorial. Semua dikemas dalam LMS (Learning Management System),” pungkasnya. [*]
***
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: