Jajaran pimpinan LPPM UNESA bersama Dirjen PDM Kemendikbudristek, Pemkot Surabaya, dan sejumlah perwakilan perguruan tinggi lain serta para mitra.
SURABAYA—Universitas negeri Surabaya (UNESA) melalui Pusat Literasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) berpartisipasi sebagai mitra pembangunan PDM-10 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Program Pemulihan Pembelajaran.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Dukungan Mitra Pembangunan untuk Pemulihan Pembelajaran, di Hotel Platinum, Surabaya pada Selasa, 2 Juli 2024.
Adapun mitra yang menandatangani PKS antara lain Mutiara Rindang, Yayasan Litara, Yayasan Kinesiologi Indonesia, Ruang Belajar Aqil, dan Provisi Mandiri Pratama. Untuk Perguruan Tinggi, mengingat masih bagian dari Kemendikbudristek, dokumen kerja sama tidak berupa PKS.
Bentuknya yaitu surat permohonan dukungan program Kemendikbudristek dan balasan persetujuan permohonan kolaborasi atau komitmen dukungan dalam program pemulihan pembelajaran dari perguruan tinggi.
Selain UNESA, ada juga Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Universitas Nusantara PGRI atau UNP Kediri, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Sriwijaya (Unsri).
Program pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dan numerasi yang dicanangkan Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya meningkatkan kompetensi dasar literasi dan numerasi peserta didik di berbagai jenjang pendidikan.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Dr. Iwan Syahril, Ph.D., program pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dan numerasi bukanlah program instan, tetapi perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan pendekatan terus-menerus pada ekosistem pendidikan.
"Hal itu dilakukan agar semua pihak memahami bahwa meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik merupakan kunci utama untuk mencapai pendidikan yang berkualitas," ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya (kiri), Kepala LPPM UNESA (dua dari kiri), Bunda PAUD Surabaya (dua dari kanan), dan Kepala Pusat Literasi LPPM UNESA (kanan).
Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, S.Farm. Apt. pada sambutannya menyampaikan gambaran umum mengenai apa yang dilakukan pemerintah Kota Surabaya dalam Program Pemulihan Pembelajaran.
Dimulai dari gambaran umum PAUD dan SD (3.242 lembaga, 15.295 guru, 7.366 siswa), Bunda PAUD Kota Surabaya mendeskripsikan berbagai program dan kegiatan pendukungnya dengan sangat gamblang.
Saat ini indeks pembangunan literasi manusia atau IPLM Kota Surabaya sebesar 84,28 alias tinggi, tingkat kegemaran membaca masyarakat Surabaya juga di angka 73,90, juga tinggi.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan di Surabaya bervariasi dan menyasar dengan tepat. Hal itu didukung dengan komitmen tinggi sehingga anggaran untuk berbagai program dan kegiatan semakin naik dari tahun ke tahun.
Kendati demikian, Surabaya masih mempunyai PR untuk sekolah yang masih mempunyai rapor pendidikan K-1 dan K-2 (SD ada 53.; SMP ada 7, SMA ada 1). K-1 dalam rapor sekolah berwarna merah, atau jauh di bawah kompetensi minimum. K-2 dengan warna kuning atau di bawah kompetensi minimal.
Tahun ini UNESA melaksanakan pelatihan pada semua guru SMP se Surabaya, tidak hanya pada tujuh SMP sasaran. Hal ini bahkan akan ditindaklanjuti dengan pelatihan untuk MGMP. Ke depan tujuh sekolah (SMP) ini akan mendapatkan perhatian khusus dan pelatihan tambahan.
Kepala LPPM UNESA Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A, dan Kepala Pusat Literasi LPPM, Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum hadir dalam kegiatan ini. Diharapkan kemitraan ini didukung oleh mitra berdaya lainnya dan masyarakat sehingga kegiatan dapat berlangsung secara berkesinambungan untuk mengakselerasi peningkatan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik.[]
***
Penulis dan dokumentasi: tim Pusat Literasi LPPM UNESA
Share It On: