www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., MOJOKERTO–Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, Kemenko PMK bersama Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus meningkatkan kecakapan digital masyarakat desa di Jawa Timur lewat Sarasehan Pancasila pada 1 Oktober 2023.
Sarasehan ini menyasar 250 masyarakat di lima Desa Pancasila, rintisan UNESA yang meliputi Desa Widodaren-Ngawi, Desa Rejuno-Ngawi, Desa Wonocoyo-Trenggalek, Desa Watutulis-Sidoarjo, dan Desa Pesanggrahan-Mojokerto.
"Kegiatan ini serentak. Tim kami ada yang dari tim Kader Kebangsaan (mahasiswa; red) bersama fasilitator desa setempat. Fokus utama kami yaitu meningkatkan kecakapan dan kesadaran literasi digital masyarakat desa," ucap ketua pelaksana, Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, S.H., M.H.
Dosen FISH itu menambahkan, kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) kerja sama UNESA dengan Kemenko PMK dan FRI. Tujuannya, pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif ujaran kebencian, hoaks, digital sex abuse, dan politisasi identitas.
www.unesa.ac.id
Kedua, meningkatkan literasi digital masyarakat. Ketiga, mengurangi penyebaran ujaran kebencian dan mempromosikan dialog konstruktif. Keempat, mengedukasi masyarakat tentang cara mengidentifikasi, memverifikasi, dan melaporkan berita palsu, serta memotivasi mereka untuk berbagi informasi yang akurat.
Kelima, paling penting juga membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi privasi mereka secara online dan mengatasi digital sex abuse. Keenam, mendorong masyarakat untuk mengadopsi dan mempromosikan nilai-nilai etika digital, seperti penghormatan terhadap privasi, kejujuran, dan toleransi.
Kegiatan ini diawali dengan Training for Facilitator bagi mahasiswa UNESA yang kemudian melatih 10 pemuda dari masing-masing desa Pancasila. Luaran kegiatan tersebut ialah modul empat pilar literasi digital yakni Modul Etika Digital, Modul Budaya Digital, Modul Keterampilan Digital dan Modul Keamanan Digital.
"Modul sudah dilaksanakan di 114 siswa Labschool Unesa. Kemudian, fasilitator dari kalangan mahasiswa memberikan penguatan empat pilar literasi digital kepada 48 orang pemuda Desa Pancasila. Diharapkan, modul ini menjadi panduan atau acuan pemanfaatan ruang digital yang bijak," bebernya.
Mirojul Huda, dosen pendamping di Desa Pesanggrahan, Mojokerto menuturkan, kolaborasi kampus, desa, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menghadapi digital society, tahun politik, serta tantangan kebinekaan di Indonesia. Ketiga pilar ini yang akan menjadikan ujung tombak pembangunan Indonesia ke depan.
Dia menambahkan, kegiatan ini terus ditindaklanjuti oleh UNESA melalui fasilitator mahasiswa dan dosen pendamping sebagai wujud nyata komitmen UNESA untuk terkoneksi dengan desa dalam pembangunan baik melalui penelitian maupun pengabdian masyarakat.
Petrus Bagus Wijayanto, Kades Widodaren, Ngawi menyampaikan, kecakapan digital menjadi kebutuhan era sekarang. Karena itu, pelatihan kecakapan digital penting diikuti masyarakat. Menariknya lagi, tidak hanya pelatihan, tetapi ada modul sebagai acuan dalam 'bermain' di ranah digital.
Masyarakat harus menyadari bahaya hoaks, ujaran kebencian, politisasi identitas dan masalah lainnya dapat menjadi ancaman dalam kehidupan bermasyarakat. "Kehadiran teman-teman UNESA suatu yang kami harapkan dan ini penting bagi kami," ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan, Bima, salah satu fasilitator Desa Pesanggrahan. Dia mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat baginya. Dalam forum dan pelatihan itu dia mendapat banyak pengalaman baru.
Dia juga mendapat wawasan terkait berita hoaks, mengatasi kecanduan ponsel pada anak, pengalaman menghadapi penipuan berbasis digital, dan lainnya. “Sangat bermanfaat dan berkesan ya, karena bisa sharing tentang literasi digital dengan teman-teman pemuda lainnya dan ibu-ibu PKK,” ucap Bima. [*]
Penulis : Sindy
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: