www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Sikap disiplin selalu ditanamkan oleh para pengasuh terhadap atlet yang menjalani pusat pelatihan di SLOMPN Unesa. Salah satu kiat agar disiplin itu tertanam adalah dengan membatasi penggunaan gadget dan rutin bangun pagi untuk latihan setiap hari.
“Mereka harus menjalani aktivitas dengan disiplin dan sungguh-sungguh,” ujar Lusia Linda Kristiani, pangasuh (ibu) asrama SLOMPN Unesa.
Para atlet yang masih berusia remaja itu, terang Lusi, sejauh ini sudah mulai dapat membagi waktunya antara berlatih dan belajar, meski jauh dari orang tua.
Dia mencontohkan salah satunya adalah atlet renang. Mereka harus menjalani aktivitas latihan sejak pagi, sehingga membutuhkan sikap disiplin sepanjang hari.
“Misalkan renang, kalau mereka latihan jam lima pagi, jam setengah empat sudah berangkat,” terangnya.
Seluruh aktivitas yang ada di asrama, jelas Lusi, terpantau selama 24 jam penuh. Para atlet harus menjalani rutinitas tepat waktu, seperti latihan dan belajar. Untuk aktivitas di tempat latihan, biasanya para atlet menggunakan sepeda.
“Dulunya, sulit tetapi kalau sekarang sudah terbiasa,” tambahnya.
Selain itu, para pengasuh juga membatasi para atlet yang berusia remaja itu dalam menggunakan gadget. Biasanya, sebelum jam istirahat, handphone yang dibawa masing-masing atlet harus dikumpulkan agar tidak terganggu ketika beristirahat.
“Sekarang kalau sudah waktunya, dikumpulkan sendiri. Kalau dulu masih perlu diambil,” tandasnya.
www.unesa.ac.id
Di asrama SLOMPN Unesa memang dilengkapi dengan fasilitas memadai. Selain itu, asrama itu juga dilengkapi fasilitas kesehatan untuk memantau kondisi fisik atlet. Fasilitas Kesehatan itu juga disediakan dokter atau perawat yang berjaga di tempat itu.
“Kalau perawat, seminggu dua kali mereka hadir,” tambahnya.
Menurut dia, tidak perlu waktu yang lama untuk menyesuaikan jadwal latihan dan belajar bagi para atlet. Setelah beberapa bulan menjalani latihan, para atlet seakan sudah beradaptasi dan menjalani aktivitasnya dengan baik.
Tak hanya itu, mereka juga sudah bisa membagi waktu antara latihan dan belajar. Dia tak memungkiri bahwa usia para atlet yang masih remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena mereka membutuhkan perhatian orang tua.
“Ya, mungkin sifat anak-anaknya masih kelihatan. Tetapi sejauh ini mereka sudah bisa adaptasi dan menjalani program latihan dengan baik,” pungkasnya. (*)
Penulis : Basyir
Foto : Dokumentasi tim SLOMPN
Share It On: