www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA--Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menggelar kuliah umum bertemakan “Penguatan dan Pembekalan Resimen Mahasiswa (Menwa) dalam Menanggulangi Bahaya Radikalisme serta Terorisme” di Auditorium, lantai 7, Gedung Terpadu Psikologi Olahraga UNESA, pada hari Selasa (27/8/2024).
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNESA, Muhamad Sholeh, memulai secara resmi kuliah tamu ini dengan menekankan pentingnya kegiatan ini bagi mahasiswa. “Saya yakin Menwa selaku garda terdepan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus, dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan nasionalisme yang kuat,” ucapnya.
Sebagai narasumber, hadir Kolonel (Sus) Harianto, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, bersama Hesti Armiwulan, selaku Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur. Dalam sesi materi, Kolonel asal Lamongan itu menitipkan pesan BNPT kepada Menwa.
Pertama, merangkul civitas akademika untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Menwa menjadi garda terdepan untuk ikut membela negara dalam skala Lembaga Pendidikan Tinggi. Menwa membutuhkan kemampuan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak di Perguruan Tinggi untuk dapat merepresentasikan mahasiswa yang memiliki nilai-nilai cinta tanah air yang masih terjunjung tinggi.
Mahasiswa yang tergabung dalam Menwa tetap dianjurkan untuk mengutamakan waktu berkuliah sehingga melatih intelektualitas dan jati diri mereka, termasuk meyakinkan diri mereka bahwa negara Indonesia layak untuk diperjuangkan. Hak ini juga diatur dalam Pasal 27 ayat (3) UUD Tahun 1945 yang menegaskan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Kedua, menginternalisasi empat konsensus berbangsa dan bernegara. Mulai dari Pancasila, UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, hingga NKRI bukan hanya sekadar simbol-simbol biasa, tetapi cita-cita pemersatu yang semestinya ditanamkan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kecintaan terhadap negara Indonesia masing-masing disimpulkan dalam keempat konsensus tersebut, khususnya untuk membangun kesepahaman di tengah segala keberagaman masyarakat.
Ketiga, mengantisipasi demo yang tidak berbobot. Menwa dilatih untuk belajar mencegah adanya sikap anarkis yang kurang solutif dalam kegiatan unjuk rasa. Kolonel tersebut menilai bahwa demo perlu diselipi dengan solusi dan serangkaian aksi yang membangun negara, bukan malah merusak dan bersikap semena-mena di luar hukum. Jangan sampai mahasiswa hanya ikut-ikutan demo, namun intelektualitas dan hatinya kosong.
www.unesa.ac.id
Keempat, menerapkan toleransi dan radikal positif. Menwa diminta untuk bersikap moderat. Sikap ini merujuk pada upaya menghormati perbedaan di tengah masyarakat Indonesia yang berlatar belakang multikultural.
Kelima, menavigasi provokasi ekstremis dan filtrasi paham-paham terorisme. Perlu diketahui, saat seseorang telah menunjukkan sikap intoleransi, terdapat kemungkinan orang tersebut akan terpapar paham-paham esktremis hingga teroris.
Kelompok anarkis ini biasanya meneropongi orang-orang baru untuk kemudian diprovokasi, salah satunya melalui internet. Siapa pun dapat dipengaruhi, tidak memandang umur, gender, pekerjaan atau status lainnya.
Keenam, menyebarkan peringatan ciri-ciri teroris. “Salah satu ciri orang yang terpapar paham-paham radikalisme dan terorisme adalah tertutup,” jelasnya. Dengan mengetahui setidaknya satu ciri teroris ini, maka Menwa dapat menyelidiki peringatan-peringatan dini dari adanya kelompok teroris.
Di samping itu, melalui data-data BNPT, terbukti bahwa sebagian besar dari teroris yang tertangkap adalah akademisi di Lingkup Pendidikan Tinggi. Hal ini menjadi suatu urgensi bagi Menwa untuk benar-benar memastikan keamanan di wilayah dan kampusnya.
Kuliah umum yang merupakan bagian dari Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional bagi Korban Teroris pada 21 Agustus ini dilanjutkan hingga sesi tanya jawab, terutama dengan menjawab rasa ingin tahu Menwa 804 Unesa dan Menwa Mahasurya yang berkisar lebih dari 70 orang. []
***
Reporter: Joy Nathanael (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: