www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya- Perguruan tinggi sudah dipastikan akan melakukan pembelajaran daring sebagaimana yang telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim beberapa waktu yang lalu. Menyikapi hal itu, perguruan tinggi dirasa perlu menyiapkan pembelajaran daring yang terbaik bagi para mahasiswa. Hal itulah, yang menjadi pembahasan webinar ke-7 yang diselenggarakan Lembaga Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unesa pada Selasa (23/06 melalui aplikasi zoom meeting conference bertema Strategi Pembelajaran Daring.
Webinar yang dimulai pukul 09.00 – 12.00 WIB diikuti oleh 422 peserta dari berbagai dosen di Unesa. Sedangkan narasumber yang dihadirkan adalah Prof. Ojat Darojat, M.Bus, Ph.D, Rektor Universitas Terbuka, Dr. Uwes Anis Chaeruman, M.Pd, Tim SPADA Belmawa DIKTI, dan Prof. Aris Junaidi, Ph.D, Direktur Belmawa Ditjen Kemendikbud RI.
Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ojat Darojat, M.Bus, Ph.D menyampaikan tentang Best Practice Pembelajaran berbasis online di Universitas Terbuka. Menurutnya, gaya belajar mahasiswa berbeda-beda. Ada yang suka bentuk video, audio, dan membaca buku. Oleh karena itu, pendidik harus menyediakan banyak pilihan yang sesuai atau dengan kebutuhan kapasitas mahasiswa.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sebagaimana yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa perguruan tinggi harus mempersiapkan pembelajaran ‘dalam jaringan’ dalam bentuk hybrid atau blended learning berbasis online dengan merujuk pada Peraturan Menteri tentang standar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Disampaikan Ojat, pembelajaran melalui PJJ memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adanya peningatan jumlah angka partisipasi dalam rangka meningkatkan APK, peningkatan intensitas dan kualitas interaksi secara lebih terbuka dan leluasa, dan juga peningkatan keterlibatan mahasiswa (student engagement) dalam proses pembelajaran. Sejak 1995, terang Ojat, tren proses pembelajaran di UT telah bergeser dari tradisional (tatap muka) menuju Blended/Hybrid dan sekarang menjadi fully online/VLE.
“Ketika kita melaksanakan PJJ bukan hanya materi online yang disiapkan tetapi mahasiswa juga harus didukung oleh buku khusus yang memang itu diperuntukkan untuk mata kuliah tersebut. Dilengkapi juga print modul atau dalam bentuk digitalnya,” ungkap Rektor UT.
Dr. Uwes Anis Chaeruman, M.Pd, dari Tim SPADA Belmawa DIKTI memaparkan tentang kiat menghidupkan pebelajaran daring. Ia mengatakan, ruang belajar zaman now dibagi menjadi 4 bagian, yakni tatap muka tatap maya, mandiri, dan kalaboratif.
“Covid 19 menyadarkan para pendidik bahwa tatap muka (ruang belajar pertama) bukanlah satu-satunya ruang belajar di zaman now. Masih ada tiga ruang belajar lain yang dapat dan harus dioptimalkan,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan, ada berbagai macam cara agar pembelajaran daring menjadi asyik. Pertama, jadikan mata kuliah sebagai alat, bukan hanya sekadar tujuan. Kedua, jadikan mahasiswa sebagai pemain utama dalam pembelajaran daring. Ketiga, balik pola pembelajaran Flipped Classroom. Keempat jadilah kurator konten (Cari-Pilah-Pilih-Tentukan). Kelima, DIY (Do It Yourself) content creator, menjadi blogger, youtuber, slidesharer, vlogger, podcaster, dll. Keenam, gunakan teknologi yang paling mungkin. Ketujuh, asuh pembelajaran asinkron. Kedelapan, berikan respon sesegera mungkin. “Yang terakhir, tunjukkan, buktikan, dan elaborasi dalam tatap maya,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Aris Junaidi, Ph.D, Direktur Belmawa Ditjen Kemendikbud RI yang menyampaikan tentang Kebijakan PJJ pada era New Normal menyampaikan bahwa Physical Distancing dalam penyelenggaraan berbagai aktivitas termasuk dalam aktivitas pendidikan memerlukan ruang dan fasilitas pendukung yang cukup besar bagi perguruan tinggi. Penyelenggaraan Pendidikan jarak jauh, kata dia, merupakan solusi dalam memecahkan permasalahan keterbatasan ruang dan fasilitas dalam menerapkan physical distance.
“Pembelajaran daring adalah alternatif dari pembelajaran modern, jadi pembelajarannya tidak boleh berkurang. Tidak ada perbedaan perlakuan dalam penjaminan mutu antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring,” tandasnya. (Aida)
Share It On: