www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Guna meningkatkan penerapan sistem Assesmen Kompetensi Minimum (AKM), Pusat Studi Literasi LPPM Universitas Negeri Surabaya menggelar Seminar Daring Nasional (Sadaring) seri IV. Tema yang diusung yakni 'Asesmen dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)' melalui zoom meeting conference pada Sabtu (28/08/2021)
Kegiatan ini mendatangkan tiga narasumber; Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Dra. Wiwik Sri Utami, M.P. dan Dr. Nuansa Bayu Segara, M.Pd. Keduanya Dosen FISH UNESA.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes membuka acara sekaligus memberikan sambutan memaparkan bahwa asesmen menjadi tolak ukur bagi keberhasilan pendidik, baik guru, dosen, pemandu, instruktur , dan sebagainya untuk mengukur data evaluasi proses ataupun refleksi dan upaya pengendalian mutu pendidikan.
Saat ini AKM menjadi salah satu bagian dari program nasional Kemendikbudristek RI untuk mengantarkan pada hasil kompetensi minimum siswa setelah belajar pada satu mata pelajaran, supaya siswa dapat mandiri, berpikir kritis, logis, sistematis, memahami konsep dan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari di era society 5.0.
AKM IPS menjadi bagian penting bagi siswa karena mendukung perkembangan siswa untuk berinteraksi kreatif, positif, dikeluarga maupun dimasyarakat sekitar. ‘Untuk itu, harapannya pada kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar sebagai pendidik sehingga mampu menyiapkan calon generasi emas indonesia, meskipun tidak mudah karena dibutuhkan kalaborasi dari berbagai pihak dan berbagai bidang, " tuturnya.
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. menyampaikan materi konsep dasar dan karateristik pembelajaran IPS, ia memaparkan bahwa fungsi IPS dalam pendidikan yakni membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sosial yang berguna untuk masa depannya, sebagai pribadi yang baik dan bertanggungjawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan untuk tujuan IPS sebagai mata pelajaran sendiri untuk memahami konsep-konsep ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa terdapat 4 literasi sosial, yakni keterampilan intelektual, keterampilan sosial, keterampilan dan sikap kerjasama, dan pengetahuan nilai-nilai sosial (Jarolimek). Adanya pandemi covid-19, revolusi industry 4.0, society 5.0, era digital, dan munculnya kecerdasan buatan menyebabkan terjadinya perubahan tatanan kehidupan yang begitu massif. ‘Untuk itu diperlukan literasi baru, diantaranya literasi data, literasi teknologi, serta literasi manusia,’ ungkapnya.
Dr. Nuansa Bayu Segara, M.Pd. menjelaskan materi model pembelajaran IPS inovatif, adaptasi pembelajaran IPS terhadap AKM. Ia menyampaikan bahwa pendidikan IPS bertanggung jawab untuk berkontribusi pada proses tindak lanjut berdasarkan hasil dari AKM. Untuk itu perlu adanya penyesuaian pembelajaran di kelas dengan karateristik AKM.
Model yang direkomendasikan adalah model yang adaptif dan inovatif untuk aplikasi AKM seperti model pembelajaran LOK-R, hal ini dikarenakan model LOK-R sangat fleksiber dan dapat dipadukan dengan berbagai strategi dan model ini masih dalam tahap pengembangan serta terus disempurnakan."Setiap guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan model pembelajaran, yang terpenting adalah mengikuti prosedur riset yang tepat," tambahnya.
Dra. Wiwik Sri Utami, M.P. juga menyampaikan bahwatahun 2021 perubahan sistem asesmen nasional tidak lagi ujian nasional, melainkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) serta survei karakter dan survei lingkungan belajar. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yakni literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Lebih lanjut, ia memaparkan terdapat stimulus soal berbasis AKM, di antaranya berupa teks (bisa kombinasi: simbol, frasa, kalimat, gambar atau foto, grafik, tabel), memenuhi kriteria tingkat keterbacaan yang baik dan berkualitas dari segi konten, bahasa, dan penyajian, dapat digunakan untuk mengukur sekaligus menumbuhkan kecakapan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, berkomunikasi, kreativitas, inovasi dan berkalaborasi. Bahan bacaan literasi AKM dapat mencakup 3 konteks, yakni konteks personal, sosial-budaya, serta saintifik. (Aida/zam)
Share It On: