www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-LPPM Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan ICRACOS ke-3 dengan tema “Sustainable Innovation in Research and Community Services for Better Quality of Life towards Society 5,” pada Sabtu (09/10/2021). ICRACOS merupakan konferensi internasional yang didukung penuh oleh pusat itu diadakan secara daring dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ada tiga narasumber yang dihadirkan, yakni 1) Prof. Auzuir Ripardo de Alexandria dari Instituto Federal de Educação Ciência e Tecnologia do Ceará: Fortaleza, CE, Brazil. 2) Prof. Koh Koon Teck dari Nanyang Technological University, Singapore. Dan, 3) Prof. Subir Kumar Sarkar dari Department of Electronics and Telecommunication Engineering, Jadavpur University, India.
Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, Wakil Rektor Bidang Akademik dalam sambutannya menyatakan bahwa konferensi ini dapat memberikan kesempatan kepada para dosen, guru, peneliti, atau stakeholder untuk dapat menyalurkan ide-ide mereka dalam bidang teknik, sains, sosial, humanis, dan STEM Education Programme (Science, Technology, Engineering, Math). "Tema ICRACOS 2021 mengundang peneliti dan pendidik di bidang terkait untuk mempresentasikan penemuannya yang kemungkinan memiliki kontribusi penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik,“ ujarnya.
Prof. Auzuir Ripardo de Alexandria selaku pemateri pertama menyampaikan materi tentang ‘Computer Vision System’. Ia menjelaskan bahwa computer vision dalam aplikasinya menggunakan kecerdasan buatan untuk melihat dan mengartikan data visual dalam penggunaan kamera, server edge, atau cloud. Computer vision merujuk pada serangkaian teknologi yang memungkinkan komputer untuk menangkap, menganalisis, dan memproses gambar.
Vision AI, lanjutnya, merupakan computer vision yang diberdayakan artificial intelligence. Salah satu kegunaan vision artificial intelligence (VAI) yang paling banyak diterapkan saat ini adalah image recognition, kemampuan mesin dalam menginterpretasikan input dan menggolongkan apa yang telah terdapat dalam gambar atau video. Sederhananya, vision artificial intelligence mampu menganalisis objek dalam gambar yang tertangkap, untuk menghasilkan keputusan hingga mengambil tindakan.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Koh Koon Teck menyampaikan materi tentang ‘The teaching strategy during the Pandemic Recovery Phase’. Menurutnya, terdapat lima langkah strategis yang harus dilakukan sekolah pascapandemi Covid-19: 1) Melakukan peninjauan kembali terhadap target pembelajaran yang ingin dicapai, agar secara rasional selaras dengan situasi dan kondisi baru dalam new normal. 2) Mengidentifikasi sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar tujuan baru yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai dengan ketersediaan sumber daya yang ada.
3) Memetakan situasi dan kondisi masing-masing guru dan siswa yang harus bersiap-siap melakukan model pembelajaran baru berbasis blended learning sebagaimana dirancang. 4) Mengkaji gap antara kebutuhan dan ketersediaan untuk menyusun langkah-langkah strategis dan operasional yang perlu segera dilakukan untuk menjembataninya. 5) Mengeksekusi langkah-langkah tersebut secara kreatif dan inovatif berbasis kolaboratif.
Prof. Subir Kumar Sarkar, selaku pemateri terakhir menyampaikan materi tentang ‘Trust, the Degree of Reliability in Wireless Self-organizing Networks: Issues and Challenges’. Self-organizing networks adalah jaringan yang mengatur diri sendiri berupa teknologi otomasi yang dirancang untuk membuat perencanaan, konfigurasi, pengelolaan, optimalisasi, dan penyembuhan jaringan akses radio seluler menjadi lebih sederhana dan lebih cepat. Self-organisation network dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan dan mengurangi efek negatif. [Wulida/Zam]
Share It On: