R. Fauzi Zuhri Wahyu Pradika lelaki asal Waru Sidoarjo ini sudah empat bulan menjalani bisnis bersama teman-temannya Reza, Frandiko, dan Geya. Bermula dari Ayahnya yang sering memasakkan bebek dengan bumbu rendang dan kebetulan juga satu keluarganya suka sekali dengan pedas. Ide itu pun membawa berkah bagi mahasiswa Jurusan Ilmu FIS Unesa. Dia sekarang mengembangkan bisnis bebek goreng lewat on-line, sms, dan antar langsung. Usaha sukses itu tentunya berkat teman-teman kampusnya yang kasih kritik dan saran, dengan tester yang ia berikan pada mereka. Omset penjualannya terbilang fantastis buat usaha yang dijalankan selama dua kali seminggu.
Kesibukan kuliah di akhir masa perkuliahannya membuat usaha lelaki yang akrab dipanggil Dika bersama teman-temannya ini sedikit ada kendala dalam produksi. Mereka juga membatasi dalam produksi, sekali produksi hanya 40-50 porsi saja dan selalu habis seperti yang diucapkanya kemarin "Alhamdulillah selalu habis pas kita buka order".
Yang membedakan usaha oalahan bebek yang ia jalankan bersama teman-temannya dengan usaha olahan bebek lainnya yaitu nama yang diangkat untuk usahanya, bumerang petir (bebek bumbu rendang pedes tiada akhir) menjadi kunci mereka dalam meramba pasaran. Tentunya konsumen akan bertanya-tanya dan penasaran dengan oalah bebek itu ketika mendengar namanya saja. Hal lain yang membedakan olahan bebek lelaki ini yaitu bebek rendang yang memiliki tingkat kepedasan. Konsumen bisa memilih tingkat kepedasan sesuai selera. Terdapat lima tingkat kepedasan, mendung (tidak pedas), petir 1, petir 2, petir 3 dan bledhek yang sangat pedas sekali. Bukan hanya itu saja selain bebek ada pula Kampung Petir yaitu ayam kampung yang juga dimasak dengan bumbu rendang. Masalah harga yang ditarifkan cukup murah, dengan Rp 14.000,00 saja kita dapat menikmati kelezatan dan sensasi kepedasan bebek bumbu rendang ala pengusaha muda ini.
Untuk tempat layaknya para pengusaha kuliner lainnya merupakan suatu kendala bagi mereka berempat. Keterbatasan modal menjadi salah satu faktor utama, tetapi bagi lelaki berambut ikal dan teman-temannya, keterbatasan modal bukanlah penghambat dari berjalannya usaha mereka. Cukup mensiasati dengan cara delivery order mereka dapat menjalankan usahanya hingga sekarang ini. Target pemasaran awalnya hanya mahasiswa saja, kemudian merambah ke pelajar SMA dan karyawan-karyawan perusahaan. Kebanyakan mereka mengetahui Bumerang Petir dari mulut ke mulut. Bukan main-main lagi usaha lelaki yang suka bermain futsal bersama teman-temannya ini, bebek bumbu rendangnya sudah melalang buana ke beberapa wilayah Surabaya dan sekitarnya. (Rachmad/Putri/syt)
Share It On: