www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id - Surabaya, Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Unesa menyelenggarakan pementasan tugas akhir mahasiswa, D’Tik Art Production 2019. Acara yang mementaskan karya tari dan musik itu diselenggarakan di Gedung Sawunggaling Unesa selama tiga hari berturut-turut, terhitung sejak 13 s.d 15 Mei 2019.
Acara yang bertajuk “Metamorphose of Indonesian Culture” menampilkan 13 karya tari dan 6 karya musik yang ditampilkan dengan penuh semangat dan percaya diri oleh mahasiswa Sendratasik. Acara yang berlangsung selama tiga hari itu memiliki konsep dan nuansa panggung yang berbeda setiap harinya.
Arif Hidayat selaku pencetus D’tik Art mengatakan filosofinya dalam mencetuskan kata “D’tik” agar mahasiswanya dapat membuat keputusan perdetik sehingga cepat memutuskan segala sesuatu. Di samping itu kata D’tik juga merupakan akronim dari kata Drama, Tari, dan Musik.
Menurut Arif, Kegiatan tahunan ini memiliki tujuan utama dalam membangun citra kampus, memasyarakatkan Jurusan Sendratasik, serta menjadi etos kerja agar lulusan bisa lebih berpengalaman.
“Kegiatan ini memiliki konsep managerial yang kita ambil karya tugas akhir. Kadang-kadang juga kita ambil dari mata kuliah lain yang kiranya menarik. Dinamai production karena acara ini memang memproduksi karya-karya tersebut,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan yang menampilkan karya mahasiswa sebagai tugas akhir. “Tugas akhir mereka memang membuat karya dan itu harus, lalu karya terbaiknya ditampilkan pada pementasan ini,” tutur Arif.
Kegiatan spektakuler ini membutukan persiapan selama 6 bulan. Persiapan dilakukan untuk pengajaran teori manajerial, mengatur strategi, membuat tema, proposal, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada pengaturan di berbagai aspek, mulai dari panggung, penonton, dan pementasannya.
Ketua Jurusan Sendratasik Unesa, Dr. Anik Juwariyah, M.Si., turut angkat bicara perihal kegiatan ini. Menurutnya, dalam jurusan sendratasik terdapat dua pilihan skripsi, yaitu penelitian lapangan dan kekaryaan. Bagi mereka yang memilih karya, maka mereka harus membuat karya pertunjukan sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Karya-karya itu tertuang dalam acara ini.
Acara ini memang memiliki peran penting dalam pencitraan Unesa di mata publik. “Perannya untuk Fakultas Bahasa dan Seni serta Unesa yang jelas sangat besar, melalui karya-karya mereka dapat membuktikan bahwa ini lah branding seni di Unesa. Kita membuktikan bahwa kita tidak hanya bisa membuat tulisan, tapi juga bisa membuat karya,” ujarnya.
Anik juga menambahkan jika beberapa karya yang mumpuni nantinya akan ditindaklanjuti dan diikutsertakan dalam festival tingkat regional, nasional, atau pun lomba-lomba lain.
Meskipun memiliki kendala pada penonton karena jumlahnya yang kurang memadai. Kajur Sendratasik itu tetap optimis dan yakin acaranya bisa berhasil meraih citra untuk Unesa, “Saya tetap optimis, artinya sebagai pimpinan harus memberi contoh kepada mahasiswa atau dosen untuk tetap menampilkan yang terbaik.”
D’tik art sendiri juga diharapkan dapat mendukung rencana Unesa untuk menjadikan seni sebagai salah satu unggulan. Bukan hanya unggulan dalam ucapan, namun juga dapat direalisasikan. (fbr/hasna/why)
Share It On: