Unesa.ac.id, SURABAYA-Jumlah UMKM di Kota Surabaya mencapai 6 ribu lebih yang tersebar di berbagai wilayah. Angka ini tentu menjadi potensi plus peluang peningkatan perekonomian masyarakat, tetapi di sisi lain bisa menjadi persoalan jika pelaku usaha tidak dibekali kemampuan yang menunjang keberlangsungan usahanya.
Temuan mahasiswa KKN-T Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya, banyak pelaku UMKM di sana mendapati persoalan utama yang menghambat perkembangan usaha mereka, yaitu tidak punya kemampuan pemasaran. Sebagian besar dari mereka kurang memahami aspek pemasaran produk seperti foto produk, narasi produk, dan pemanfaatan media sosial sebagai media pemasaran.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim KKNT berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan dan kecamatan setempat kemudian melaksanakan program Digitalisasi dalam Pemasaran Produk UMKM. Para mahasiswa yang punya kemampuan foto produk memberikan pelatihan foto produk UMKM menggunakan handphone dan bahan sederhana yang ada di rumah.
“Warga pelaku UMKM ini kami beri pelatihan cara memotret produk yang bisa dipromosikan di media sosial. Rata-rata mereka kan handphone bagus-bagus. Dari pada scrolling media sosial lihat status atau story orang, mending ini dimanfaatkan untuk mengenalkan produk ke masyarakat,” ujar Mochammad Affif, ketua kelompok KKN-T UNESA.
Tak hanya itu, mereka juga memberikan materi terkait pembuatan narasi produk yang harus disertakan saat melakukan pemasaran, juga cara mengelola media sosial berupa instagram. Karena banyak ibu-ibu pemilik UMKM yang masih awam melakukan pemasaran melalui media instagram. Mereka juga membantu memotret produk UMKM yang terdaftar yang kemudian foto tersebut bisa digunakan sebagai promosi.
Digitalisasi Kampoeng
Selain itu, sejak Maret 2022, mereka juga menjalankan sejumlah program unggulan lainnya seperti program digitalisasi desa tau ‘Kampoeng Oase Ondomohen Goes to Digita’. Kampung Oase Ondomohen Magersari, Kelurahan Ketabang,Genteng, Surabaya merupakan kampung ekowisata yang sering mendapat penghargaan.
Karena kampung tersebut sering mendapat kunjungan sebagai kampung percontohan, sehingga perlu dijaga dan dikembangkan lagi. Tim KKN berpikir bagaimana caranya agar pengunjung bisa terdata dengan baik dan mudah. Akhirnya mereka memiliki ide untuk membuat pendataan pengunjung dengan cara scan barcode. Barcode tersebut ternyata juga bisa terhubung langsung dengan website Kampoeng Oase Ondomohen.
Dijelaskan Affif, untuk menghidupkan kembali euphoria pengunjung pasca-pandemi, timnya melakukan sejumlah perbaikan di Kampoeng Oase Ondomohen di antaranya, memperbaiki spot foto, menghadirkan kembali pojok baca yang sudah terbengkalai dengan buku-buku dan membuat mural pada kain berukuran 5.70 x 3 meter yang kemudian dibentangkan di gang kampung. “Kami juga memperbaiki narasi dan foto yang ada pada website serta instagram Kampoeng Oase Ondomohen,” bebernya.
Muhammad Aries Hilmi, S.STP Camat Kecamatan Genteng mengapresiasi program kerja teman-teman KKN-T UNESA tersebut. Ia menuturkan akan melanjutkan program tersebut karena terbukti memberikan sejumlah manfaat bagi masyarakat dan desa. “Kami ingin menjadikan Kampoeng Oase Ondomohen menjadi Ondomohen Romansa seperti Tunjungan Romansa. Pelaku UMKM yang ada akan terus didorong lewat program bazar, pendampingan dan sebagainya,” ujarnya. Apresiasi juga datang dari Adi Candra, S.Si., M.Si selaku Pembina Kampung Oase Surabaya dan Musmulyono selaku Ketua Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya. Mereka berharap, kolaborasi terus berjalan, termasuk dengan generasi KKN-T UNESA berikutnya. [HUMAS UNESA]
Penulis : Nabila Arum H, Tim KKNT UNESA Surabaya 24
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Panitia KKN T
Share It On: