www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Penyakit tidak menular atau PTM masih menjadi persoalan di dunia kesehatan dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 41 juta orang setiap tahun meninggal akibat PTM atau setara dengan 74% dari semua kematian secara global. Hal ini juga terjadi di Indonesia dan ini harus menjadi perhatian bersama.
Atas dasar itulah, Himpunan Mahasiswa Kediri (Himawari) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), melalui kegiatan pengabdiannya menggelar edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dan cara mencegah PTM seperti stroke, kanker, diabetes mellitus dan lain-lain. Kegiatan itu dilakukan sejak 25 Januari 2023 dengan menyasar sejumlah desa di antaranya, Desa Kapi, Kecamatan Kunjang.
Wildan Ali, Ketua Himawari UNESA menyebut bahwa di Desa Kapi masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan kasus PTM. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan terdekat.
Kegiatan ini didukung pemerintah desa dan Puskesmas Kunjang. “Kami kerja sama dengan puskesmas. Dari yang kami dapatkan di lapangan bahwa kunjungan pasien di puskesmas masih rendah terutama pada golongan lansia yang rata-rata hanya 5 orang saja dalam sehari,” terangnya.
“Semua kalangan usia sebenarnya rentan terhadap faktor risiko yang berkontribusi terhadap PTM, karena data kematian akibat PTM mayoritas di bawah umur 70 tahun sehingga kami ingin membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat agar peduli dengan kesehatan dan rutin pengecekan kesehatan sehingga bisa terhindar dari PTM,” bebernya.
Selain faktor pengecekan kesehatan, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, paparan asap tembakau, dan penggunaan alkohol yang berbahaya, mendorong sebagai faktor munculnya PTM juga menjadi perhatian dalam sosialisasi tersebut.
“Materi sosialisasi ini meliputi definisi, faktor, serta pencegahan yang didasarkan dengan data terkait PTM, bentuk, dan resiko terbesarnya. Penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, dan penggunaan alkohol yang berbahaya, merupakan faktor risiko perilaku yang masih dapat meningkatkan risiko PTM,” bebernya.
Wildan berharap, dengan sosialisasi tersebut, masyarakat semakin sadar pentingnya pengecekan kesehatan, pola hidup bersih dan sehat sebagai bagian penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan menghindari PTM.
Kepala Desa, Rinaldy Sandy Laksono, S.Sos., mengapresiasi langkah konkrit mahasiswa UNESA yang peduli kepada masyarakat Desa Kapi lewat sosialisasi tersebut. “Kegiatan ini sangat membantu masyarakat desa untuk menyadarkan tentang kesehatan terlebih di masa pasca-pandemi. Penyuluhan dan sosialisasi tentang kesehatan seperti ini memang perlu digencarkan,” kata Rinaldy.
Ia berharap ke depan sinergi antara mahasiswa UNESA dan Masyarakat Desa Kapi, dapat terjalin semakin baik dan dapat menginspirasi serta memberi semangat semua orang untuk tetap sadar akan kesehatannya sejak dini dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. “Kita bisa sama-sama terus bersinergi, masyarakat butuh apa, mahasiswa punya kemampuan apa, bisa kita agendakan atau wujudkan entah itu berupa kegiatan atau inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya. []
***
Penulis: Mohammad Dian
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Himawari UNESA
Share It On: