www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Tim mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) baru-baru ini merancang mesin pemerah susu sapi semi-otomatis untuk memudahkan proses produksi bagi pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM susu sapi perah. Inovasi ini berangkat dari keresahan mereka terhadap kondisi UKM di lapangan yang masih mengandalkan tenaga konvensional atau manual.
Inovasi mesin pemerah susu ini lahir dari tangan Akdri Bagus Zulvikar, Ahmad Sabili, M. Shihab Akbar, Muhammad Rardin dan Abdul Latif Sanni. Mereka dibimbing oleh Novi Sukma Drastiawati, S.T., M.Eng. Dosen pembimbing tersebut mengatakan, bahwa inovasi tersebut berangkat dari temuan mahasiswanya di lapangan.
“Temuan di lapangan, UKM susu sapi perah yang masih sangat tradisional, butuh tenaga yang banyak dan waktu yang panjang. Ini kan sudah zamannya teknologi dan produk di pasar pun kompetitif. Agar bisa bersaing, UKM butuh proses produksi yang efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas susu yang dihasilkan,” ucapnya.
Dari kondisi itulah, mahasiswa tergabung dalam tim inovasi UNESA tersebut melakukan riset dan pendalaman untuk membuat sebuah mesin khusus yang membantu proses produksi susu sapi perah. “Kami temukan ide dan langsung membuatnya. Kemudian kami tawarkan alat ini kepada UKM. Rupanya banyak yang merespon secara positif,” kata Novi.
www.unesa.ac.id
Mesin tersebut, lanjutnya, sudah digunakan UKM susu sapi perah, salah satu UKM di Singolangu, Sarangan, Kecamatan Plaosan, Magetan. Respons mereka terhadap mesin tersebut sangat bagus dan merasa terbantu. Selain pekerjaan bisa lebih cepat, tenaga yang dibutuhkan pun relatih tidak terlalu besar. Mesin tersebut menggunakan daya yang relatif kecil sehingga tidak terlalu berdampak pada biaya listrik.
Mesin tersebut memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, tenaga listrik yang dibutuhkan relatif kecil, tetapi memiliki kekuatan penyedotan yang cukup bagus. Kedua, karet yang digunakan pada puting sapi disesuaikan dengan kondisi puting sapi, tidak terlalu keras atau lunak. Ketiga, setiap tabung penyedot susu disiapkan untuk jenis sapi yang berbeda-beda.
Keempat, pengguna bisa mengatur kecepatan penyedotan lewat pulsator. Kelima, proses pompa tidak berisik. Keenam, proses maintenance mesin terbilang gampang, bisa menggunakan oli hidrolik yang banyak di pasaran. Ketujuh, komponen mesin menggunakan bahan food grade sehingga aman dan susu yang dihasilkan tidak terkontaminasi bakteri.
Lalu bagaimana cara kerjanya?
Pertama, bersihkan puting sapi terlebih dahulu, lalu pasangkan milk claw pada puting sapi yang akan diperah. Kedua, aktifkan mesin dengan mencolokkan saklar vacuum pump pada stop kontak. Ketiga, tunggu mesin bertekanan daya hisap pada -50-(-60) kpa (kilopascal) satuan tekanan udara. Keempat, bukan kran pada tabung vakum dan tunggu daya hisap mencapai tekanan yang dibutuhkan. Kelima, pasangkan milk claw pada puting sapi dan mulai proses penyedotan.
Perempuan kelahiran Blitar itu melanjutkan bahwa mesin tersebut akan terus dikembangkan dan disempurnakan dari yang awalnya semi-otomatis bisa menjadi otomatis. Dia berharap mesin tersebut juga bisa diproduksi secara masal dan bisa dipakai banyak UKM susu sapi perah di berbagai daerah. []
***
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: