www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Dua mahasiswa S-1 Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNESA, Iqbal Ainur Rizki dan Dhela Rochmatul Maghfiroh kembali mencatatkan namanya di papan perolehan prestasi UNESA. Mereka meraih juara tiga dalam Lomba Essay Nasional 9th PHC 2021 di Universitas Jember.
Lewat esai berjudul “Adrostik: Autonomous Drone Pengangkut Logistik Vaksin Covid-19 Berbasis GPS dan Artificial Intelligence untuk Membantu Pemulihan Pandemi di Daerah 3T dalam Mewujudkan Herd Immunity di Indonesia” mereka berhasil bersaing dengan peserta dari berbagai daerah dan berhasil masuk tiga besar.
Iqbal Ainur Rizki menjelaskan, esai tersebut berangkat kondisi banyaknya korban paparan Covid-19 satu sisi dan penyebaran vaksin yang belum merata di sisi lainnya. Bagi mereka, vaksinasi merupakan salah satu benteng pertahanan dari pandemi, karena itu harus dipercepat.
“Kami coba cari cara, bagaia agar vaksinasi di Indonesia bisa lebih cepat lagi. Kami lakukan riset dan menemukan beberapa refrensi, salah satunya di Uni Emirat Arab. Di sana, diberlakukan drone vaksin. Cara ini menurut kami cocok diterapkan di Indonesia, khususnya untuk mengakses daerah terjauh, terpencil dan tertinggal,” terangnya.
Ide itulah yang mereka ajukan dalam lomba tersebut. Selama proses penulisan, mereka memiliki beberapa kendala dalam membuat desain. Namun, itu akhirnya teratasi. Desain produk Adrostik yang seharusnya dibuat di Photoshop mereka buat di aplikasi lain. “Untungnya hal itu tidak menjadi masalah dan malah membawa mereka mendapatkan juara 3. Senang sekali dan bangga, semoga jadi motivasi lebih untuk saya ke depannya” ungkap Dhela Rochmatul Maghfiroh.
Iqbal Ainur Rizki dan rekannya bukan sekali ini saja mengantongi juara. Namun sudah berkali-kali berprestasi dalam berbagai kompetisi. Apa rahasia mereka sehingga bisa menaklukan berbagai kompetisi? Dibeberkan Iqbal, bahwa, pertama, terus belajar dan membaca, serta update informasi. Dari kejadian-kejadian di lapangan, cari penyebabnya apa dan bagaimana menyelesaikannya. Biasanya ide esai banyak lahir dari sana menyusul inovasi-inovasi.
Kedua, belajar dan mengerjakan sesuatu dengan hati. Bukan semata-semata karena ingin prestasi, tetapi berpikir bagaimana dengan ide atau gagasan bisa benar-benar menjadi solusi atas berbagai kondisi. Prestasi bonus, dampak dan manfaat gagasan adalah prioritas.
Ketiga, terus mencoba dan bangkit jika gagal. Inovasi dan gagasan besar kadang harus lahir dari kegagalan. Thomas Alva Edison mengatakan demikian. Keempat, memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang produktif, berdiskusi dengan teman-teman, dosen dalam berbagai kesempatan. [Humas UNESA]
Penulis: Ulum ‘Izzati
Editor: @zam*
Foto: Dok. Pribadi mahaisiswa
Share It On: