Semua karakter-karakter yang diharapkan bermula dari karakter seorang pengajar yang bisa memberikan contoh yang baik. Tenaga pendidik untuk anak pendidikan dasar adalah panutan, karena dari seorang guru lah tertanam maklumat awal mana yang baik dan mana yang buruk. Perihal penyampaian bisa disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing. Seorang pengajar juga harus menanamkan nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Karena pendidikan karakter tanpa menggunakan konteks masyarakat dan budaya tertentu, akan mengakibatkan etika dan karakter tetap bersifat abstrak dan berada diluar ruang lingkup pengalaman peserta didik, sehingga tidak relevan. Begitulah inti dari seminar nasional yang dihadiri oleh para mahasiswa dan guru SD ini.
Panitia ingin memperlihatkan eksistensi jurusan PGSD dari berbagai acara yang dilaksanakan (7-12/2) seperti futsal antar kelas, karaoke campursari, lomba tumpeng, fotografi, kelas ideal, dan ditutup dengan jalan sehat. Menurut salah satu panitia, Tyas Mardia Ratna menjelaskan bahwa serangkaian acara tersebut dinilai memiliki usaha dalam mengeksistensikan budaya lokal Jawa Timur, Semoga serangkaian acara yang telah diadakan mampu mengembalikan eksistensi budaya lokal yang perlahan telah terkikis oleh zaman. Begitu imbuh Tyas. (Masruuhah, Rachmadani, Sigit)
Share It On: