www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Prof. Dr. Zainudin Amali, S.E, M.Si berkunjung ke Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Kampus Lidah Wetan, pada Selasa, 17 Januari 2023. Kunjungannya kali ini membahas beberapa aspek di antaranya mendiskusikan seputar dunia olahraga bersama civitas academica Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) UNESA.
Zainudin Amali mengatakan bahwa dosen FIKK memiliki tantangan yang tidak mudah dalam mencetak lulusan terbaik di tengah derasnya arus zaman. Namun, dia percaya FIKK bisa menghasilkan lulusan terbaik tidak hanya para pendidik atau SDM yang siap aksi di bidang pendidikan, tetapi juga di semua bidang termasuk keolahragaan.
“Ini tantangan kita bersama. Saya mendapat kabar Fakultas Ilmu Olahraga atau FIO UNESA kini menjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) sebagai bagian dari proses adaptasi. Saya yakin rektor sudah punya perencanaan yang matang untuk membuat ini lebih berkembang dan maju,” ucapnya.
Perkembangan ilmu keolahragaan ada di tangan para akademisi dan praktisi di kampus termasuk UNESA yang saat ini membina olahragawan muda potensial nasional atau atlet DBON. “Perkembangan di negara-negara maju tentu harus kita pahami. Kita harus keluar dengan cara-cara lama, tidak boleh tertinggal dengan perubahan dan perkembangan yang ada,” tukasnya.
***
Pada kesempatan itu, Zainudin Amali memotivasi para atlet DBON sentra UNESA. Dia mengharapkan kepada 25 atlet yang konsentrasi dalam cabang olahraga taekwondo, renang, dan panahan itu berani bermimpi tampil di Olimpiade 2032 Brisbane nanti.
www.unesa.ac.id
“Cita-cita itu harus ditempel di dinding kamar masing-masing. Kalau bisa tempel tulisan Olimpiade Brisbane, tekadkan dalam diri kalian kalau kalian harus bisa tampil dan bertanding di Olimpiade Brisbane,” ucapnya memotivasi.
Dia mengingatkan kepada para atlet muda potensial tersebut bahwa prestasi tertinggi seorang atlet itu adalah tampil di Olimpiade dan meraih medali. Sedangkan SEA Games dan Asian Games menjadi sasaran antara. “Kalian harus fokus latihan dan latihan yang keras. Banggakan diri, orang tua dan negara lewat medali,” ucapnya lagi.
***
Sementara itu, Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa perubahan nama FIO menjadi FIKK tidak lepas dari inovasi dan upaya UNESA menghadirkan prodi kesehatan atau kedokteran. “Kita tidak bisa langsung mendirikan fakultas kedokteran, tetapi melalui rintisan lewat prodi yang ada di fakultas lain dalam hal ini FIKK. Sesuai arahan Pak Menteri Amali kurikulum FIKK ini dikoneksikan dengan DBON,” terangnya.
Kebugaran Masyarakat Indonesia Masih Kurang
Selain membahas ilmu keolahragaan, Zainuddin Amali juga membahas tingkat kebugaran masyarakat Indonesia yang masih rendah. Hal ini dipicu kurangnya masyarakat melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
Idealnya seseorang harus mampu berjalan 7.000an langkah sehari, tetapi masyarakat Indonesia rata-rata hanya berjalan sekitar 3.000an langkah per hari. Ini menjadi masalah tersendiri untuk para pegiat olahraga untuk mendorong masyarakat lebih banyak bergerak dan beraktivitas. “Tidak usah yang berat-berat, jalan–jalan di dalam rumah itu cukup,” ungkapnya.
www.unesa.ac.id
Dalam kesempatan ini Kemenpora menyerahkan bantuan sekitar 100 unit sepeda untuk para atlet DBON. Penyerahan dilakukan langsung oleh Dr. Surono, M.Pd. kepada rektor UNESA dan secara simbolis diteruskan kepada para perwakilan atlet DBON. Kegiatan ini dihadiri pimpinan UNESA, juga ada Prof. Dr. H. Hari Setijono, M.Pd. dan jajaran pimpinan FIKK beserta segenap dosen FIKK. []
Share It On: