www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Fakultas Ilmu Olahraga (FIO), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai program untuk mengoptimalkan potensi atlet atau peserta didik disabilitas di sekolah-sekolah. Salah satu yang mereka lakukan yaitu pengabdian kepada masyarakat (PKM) ‘Penjasor Adaptif’ di Gedung U4, FIO, Kampus Lidah Wetan pada Sabtu, 26 November 2022.
Ketua pelaksana, Dwi Cahyo Kartiko mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru Pendidikan, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dalam melakukan pembinaan terhadap atlet atau anak disabilitas di sekolah berbasis inklusi di Surabaya.
“Penjasor adaptif merupakan sistem pendidikan olahraga yang bersifat menyeluruh untuk atlet atau peserta didik disabilitas. Kegiatan ini untuk menumbuhkan awareness serta memberi ruang eksis terhadap atlet disabilitas binaan dalam mengikuti kompetisi olahraga nasional maupun internasional,” papar Wakil Dekan Bidang Akademik FIO itu.
Dalam acara tersebut, Pelatih Atletik National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Timur sekaligus Ketua Binpres Pengda Special Olympics Indonesia atau SOIna Jawa Timur, Roy Agustinus Soselisa memaparkan materi “Pengembangan Teknologi Asistif dalam Pendidikan Jasmani Adaptif”.
Menurutnya, pembelajaran olahraga di sekolah sudah saatnya melibatkan teknologi baik itu dalam perencanaan, proses maupun evaluasi atau monitoringnya. Dengan begitu, perkembangan atau kemajuan belajar anak atau para atlet bisa dipantau secara berkelanjutan.
Dia menambahkan, Penjasor Adaptif tidak jauh beda dengan pendidikan jasmani pada umumnya. Hanya saja program ini khusus untuk anak disabilitas dengan sistem perlakuan khusus yang tentunya disesuaikan dengan latar belakang anak atau atlet. “Fokus utama kegiatan ini yaitu meningkatkan kebugaran dan literasi fisik anak-anak disabilitas sepanjang hidup mereka,” tambahnya.
Dikatakan Roy, dalam menerapkan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga adaptif, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Pertama, strategi pembelajaran bagi peserta didik disabilitas rungu dan wicara meliputi strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku).
Kedua, strategi pembelajaran peserta didik disabilitas intelektual yaitu strategi pembelajaran individual, kelompok, dan tingkah laku). Ketiga, strategi pembelajaran bagi peserta didik disabilitas netra di antaranya ekspositorik, klasikal dan heuristic. Keempat, strategi pembelajaran bagi peserta didik disabilitas laras bisa menggunakan model biogenetic, behavioral atau tingkah laku, psikodinamika dan ekologis.
Kelima, strategi pembelajaran bagi peserta didik disabilitas daksa yaitu pendidikan integrasi, segregasi, dan penataan lingkungan belajar. Keenam, strategi pembelajaran bagi peserta didik dengan kesulitan belajar bisa dengan program belajar delivery dan remedial teaching.
Metode atau cara membelajarkan siswa dengan tepat kunci dalam keberhasilan belajar dan pembelajaran. Selain itu, guru PJOK juga memegang peran sentral dalam keberhasilan pembelajaran olahraga bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Guru dituntut memahami karakteristik dan kebutuhan mereka. [HUMAS UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: