www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Universitas Negeri Surabaya helat pagelaran ludruk Lakon ‘Babad Surabaya’ di Gedung Pertunjukan Sawunggaling pada 19 Agustus 2023. Diiringi musik tradisional, pementasan teater yang disutradarai Direktur Seni dan Budaya, Dr. Trisakti, M.Si., dan Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd., itu dihadiri bintang tamu; Jo Klitik dan Jo Klutuk.
Trisakti mengatakan bahwa ludruk ini menceritakan sebuah kisah asmara yang cukup dinamis dan ini merupakan bagian dari Babad Surabaya. Kegiatan ini dalam rangka dies natalis ke-59 UNESA dan HUT ke-78 Republik Indonesia (RI).
Dalam lakon ini, dikisahkan sang putri Purbawati anak dari Adipati Jayengrana yang disukai dan rencananya akan dilamar oleh pangeran Situbondo yang merupakan anak dari Adipati Cakraningrat.
Pada hari lamaran di mana pangeran dan pengawalnya tiba di kerajaan Adipati Jayengrana, alih-alih menerima dengan sambutan yang hangat. Sang putri justru mengusir pangeran Situbondo dengan nada yang tinggi dan menolak lamarannya mentah-mentah.
Sang ibunda yang hadir pada pertemuan itu berusaha menenangkan anaknya dan mencoba untuk berdiskusi baik-baik dengan putrinya agar dapat menolak secara halus lamaran pangeran. Maka dibuatlah sebuah syarat yang diyakini mustahil dilakukan oleh pangeran Situbondo.
Lamaran pangeran Situbondo akan diterima oleh sang putri dan pihak keluarga kerajaan Adipati Jayengrana jika ia mampu ‘babad alas Wonokitri tanpo pusoko’ atau ‘menebang pohon di hutan Wonokitri tanpa menggunakan senjata’. Pangeran menyanggupinya.
www.unesa.ac.id
Di lain pihak seorang ksatria kaya raya bernama Joko Taruno yang telah meminang putri Purbawati jauh-jauh hari langsung cemburu tatkala berita tentang dilamarnya sang kekasih tercinta sampai ke telinganya.
Ia pun menyusun rencana untuk menggagalkan usaha pangeran Situbondo.
Pertikaian pun dimulai, Joko Taruno dengan strategi liciknya mengirim pasukan jin di hutan Wonokitri guna membunuh pangeran. Namun gagal karena kesaktian pangeran Situbondo berada di level tertinggi hingga jin-jin itu terpental jauh dalam pertempuran sengit.
Tak henti-hentinya mengacaukan usaha pangeran Situbondo, kini Joko Taruna mengirim dua warga desa yang bernama Joko Jumput dan Joko Welly yang diberi pusaka pecut untuk membunuh pangeran yang kakinya pincang sebelah itu.
Jika berhasil membunuh sang pangeran maka keduanya akan diberi dua gedung megah beserta isinya. Untungnya pangeran Situbondo dalam pertarungan melawan Joko Jumput dan Joko Welly berhasil kabur sebelum badannya benar-benar terbelah oleh pecut mengerikan itu dan meninggalkan ikat kepalanya saja.
Keduanya berhasil mengambil ikat kepala sang pangeran dan menyerahkannya kepada bosnya yakni Joko Taruna. Namun seakan ingkar janji, Jaka Taruna langsung pergi tanpa menunaikan kewajibannya kepada Joko Jumput dan Joko Welly perihal gedung seisinya.
Tiba di kediaman Adipati Jayengrana, Joko Taruna memberikan kabar bahwa pangeran Situbondo telah meninggal akibat bertarung melawan dirinya sembari menyerahkan ikat kepala pangeran kepada Adipati sebagai bukti pertarungan sengit itu.
Di tengah keraguan Adipati dalam menilai kebenaran berita yang disampaikan Joko Taruno, muncul Joko Jumput dan Joko Welly secara tiba-tiba dan masuk ke dalam komplek keraton untuk menagih janji Joko Taruno.
Mereka pun berdebat untuk menyatakan siapa sebenarnya yang telah membunuh pangeran Situbondo. Adipati Jayengrana pun menyuruh mereka untuk bertarung dan saling adu kesaktian, barang siapa yang menang maka akan menjadi menantunya.
Cerita pun rampung dengan kalahnya Joko Taruno atas Joko Jumput dan Joko Welly yang dari pecut sakti itu mampu merubah seseorang menjadi patung batu.
www.unesa.ac.id
Dalam pementasan itu tokoh utama seperti Adipati Jayengrana diperankan oleh Rektor Unesa Prof. Nurhasan, Prof. Setya Yuwono sebagai Adipati Cakraningrat, dan Putri Purbawati yang diperagakan oleh Herma Retno Prabayanti.
Ada juga Kolektus Oky Ristanto yang memerankan karakter Joko Taruna, Joko Jumput yang diperankan oleh Dr. Muhamad Sholeh, Joko Welly yang diperankan oleh Dr. Welly Suryandoko, dan pangeran Situbondo yang diperankan oleh Lutfi Saksono. Selain nama-nama tersebut, lakon ini juga melibatkan seluruh dosen Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni serta sejumlah jajaran pejabat selingkung UNESA. (*)
***
Reporter: Saputra
Editor: @zam Alasiah
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: