Mahasiswa menghadiri Workshop Inkubator Technopreneur (Iku-Tech) 2024 di Auditorium G.6 FEB, UNESA Kampus 2 Ketintang.
Unesa.ac.id, SURABAYA–Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) gelar Workshop Inkubator Technopreneur (Iku-Tech) pada Jum’at, 7 Juni 2024 di Auditorium G.6 FEB, UNESA Kampus 2 Ketintang.
Mengusung tema “Global Experiential Learning: A Transformation Towards Unesa’S Entrepreneur University”, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) untuk meningkatkan kualitas dan daya saing prodi di kancah internasional.
Kegiatan yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam pemahaman inkubator bisnis yang bermuatan teknologi ini, dihadiri oleh dua pakar akutansi yang berasal dari Universitas Indonesia (UI).
Keduanya adalah Dr. Rambat Lupiyoadi, S.E., M.E., yang menjelaskan best practice inkubator dan Helman Arif, S.E., M.M., yang memaparkan seputar pembentukan dan pengembangan inkubis technopreneurship.
Dalam penyampaiannya Dr. Rambat Lupiyoadi, S.E., M.E., menjelaskan bahwa prinsip utama dari manajemen inovasi adalah hanya mengembangkan produk dan model bisnis yang sudah teruji. Sementara untuk ide-ide baru, tugas manajemen atau entrepreneur adalah berinvestasi pada pengujian model bisnisnya.
Dari investasi tersebut, imbuh Komisaris PT. Gaido Group itu, inovator akan mencari produk yang kreatif dan melakukan pembelajaran dengan berupaya untuk mengumpulkan data, termasuk lewat pengujian kepada pelanggan. Sehingga data tersebutlah yang nantinya digunakan manajemen untuk membuat suatu keputusan.
Sementara materi selanjutnya dari Helman Arif, S.E., M.M., menyebutkan bahwa inkubator bisnis merupakan suatu wadah yang menyediakan fasilitas dan pengembangan usaha. Baik manajemen maupun teknologi bagi usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan serta mengembangkan kegiatan usahanya.
Penyerahan piagam penghargaan kepada pemateri Workshop Inkubator Technopreneur (Iku-Tech) 2024.
“Sederhananya inkubator bisnis adalah layanan untuk memulai dan mengembangkan bisnis,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, inkubator bisnis setidaknya harus melewati tiga tahap penting. Tahap pertama adalah tahap pra-inkubasi yang di dalamnya dilakukan penyeleksian peserta inkubasi atau talent dan menjalin kontrak tertulis dengan peserta.
Kemudian yang kedua adalah tahap inkubasi yang di dalamnya berisi perumusan ide usaha, pelatihan ide usaha tenant, pemberian bimbingan dan konsultasi pengembangan usaha, pendampingan lanjutan, dan pertemuan mitra usaha.
Tahap selanjutnya adalah tahap pasca inkubasi yang berisi penyediaan jejaring antar tenant, memberi peluang partisipasi kepemilikan pada perusahaan tenant, melakukan monitoring dan evaluasi perkembangan usaha tenant paling singkat dua tahun, memberikan fasilitas akses sumber pembiayaan, dan mengerahkan para alumni inkubator membentuk wadah yang legal dalam pengembangan usaha.
Implementasi dari workshop tersebut peserta diberi tugas untuk membuat sebuah Business Model Canvasyang berfokus pada penggunaan aplikasi berbasis visualisasi di bidang akuntansi dengan tema sustainbility.
Kemudian proses penilaian dan review dilakukan oleh para pemateri ahli di bidangnya. Penyusunan blueprint sebagai kegiatan kedua akan dilakukan di pertengahan Juni sebelum akhirnya blueprint digunakan sebagai rujukan dalam pelaksanaan Iku-Tech, termasuk kompetisi hibah Iku-Tech.
Program ini secara keseluruhan, diproyeksikan untuk menciptakan ekosistem technopreneur dan menyediakan fondasi sistem bagi para lulusan sebagai pengusaha mandiri.[]
***
Reporter: Saputra (FBS)
Foto: Dokumentasi Tim Prodi S-1 Akuntansi
Share It On: