www.unesa.ac.id
Surabaya—Decimoda merupakan tema acara fashion show profesional yang dihelatkan oleh Surabaya Fashion Parade (SFP), dalam hal ini S1 Pendidikan Tata Busana ikut ‘nimbrung’ mengisi slot untuk memamerkan karya-karya mereka sekaligus untuk menggelar Cipta Karya Tata Busana yang ke-28. Fashion Show tersebut diadakan di Tunjungan Plaza Convention Center, Kamis (04/05/2017).
Nita Adilahani selaku ketupel memaparkan, tema yang digunakan untuk Fashion Show mereka adalah New Sebang “New artinya baru dan Sebang adalah pergantian peristiwa jadi ini merupakan wilayah abu-abu jadi bisa diartikan samar jadi tidak jelas antara hitam dan putih,” jelas mahasiswa S1 Pend. Tata Busana tersebut. Lebih lanjut, New Sebang juga diartikan peralihan, seperti peralihan antara konsep acarayang lama menggunakan konsep acara baru untuk tahun ini.
Ada tema acara, ada juga tema besar busana yang dipamerkan. The Grey Zone adalah tema utama busana atau istilah lainnya adalah trend for casting. The Grey Zone juga memiliki kemiripan arti dengan New Sebang yaitu samar-samar. Lalu dibagi lagi menjadi 4 subtema yakni ;
- Arsen dari bebatuan asal usul terbentuknya alam;
- Vigilant idenya dari furniture yang persegi-persegi yang warnanya tidak jauh beda dengan furniture;
- Cryptic itu sendiri dari materi yang absurd seperti amoeba;
- Digitarian semuanya serba digital maksudnya konspep era digital;
Peserta dalam penghelatan ini sebanyak 43 mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana yang terbagi menjadi 4 kelompok/sub-tema. Masing-masing mahasiswa diwajibkan untuk mendesain 20 busana, lalu 4 desain akan dipilih untuk diproduksi. Hasilnya adalah 3 busana wanita dan 1 busana pria. Namun sayangnya yang dipamerkan hanya 3 busana wanita, sehingga total busana yang dipamerkan dalam fashion show tersebut sebanyak 129.
Dr. Marniati, S.E., M.M. kaprodi S1 Pend. Tata Busana memaparkan, bahwa semua busana yang dipamerkan termasuk busana pria, dapat dibeli “hari pertama saja bajunya sudah laku 6 okpit yang tersedia di rak-rak lantai 1,” ungkap Marniati. Sehingga busana bukan hanya dipamerkan saja namun juga ready to wear, jadi baju yang dibuat oleh mahasiswa tersebut benar-benar bisa dikenakan.
Nita beharap kedepan semoga S1 Tata Busa lebih dikenal secara luas lagi. “Sehingga setelah lulus kita tidak hanya menjadi pendidik karena background kita memang pendidikan tapi kita juga dibekali wirausahanya, jadi kita bisa menjadi fashion desainer atau pengusaha bidang fashion” tutup wanita cantic berkacamata tersebut. (Emir)
Share It On: