www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Work From Home (WFH) yang diintruksikan oleh Pemerintah tidak menghalangi kita untuk senantiasa meng-update informasi, baik yang terkait covid-19 maupun terkait pendidikan. Guna memberikan informasi yang aktual, khususnya dalam melaksanakan pendampingan pada proses belajar anak usia dini di rumah serta cara menjaga kesehatan mental dan fisik yang bisa dilakukan di masa pandemik ini, Seameo Ceccep menggelar webinar yang diikuti oleh lebih kurang 300 peserta dari seluruh Indonesia, (28/04). Webinar yang dilakukan melalui aplikasi webex meeting ini mengambil tema “Menjaga Kesehatan Keluarga selama Masa Pandemik Covid-19” dengan menghadirkan 3 pemateri. Pemateri pertama yakni Direktur Seameo Ceccep, Dr. Dwi Priyono, M.Ed., dengan materi terkait “Mendampingi Anak di Masa Pandemik Covid”, pemateri ke dua yakni Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., dengan materi “Kesehatan Fisik Keluarga melalui Olahraga yang Dapat Dilakukan Selama Masa Pandemik Covid-19, serta pemateri ke tiga yakni Ketua Prodi Psikologi Pendidikan SPS-UPI, Dr. Tina Dahlan, M.Pd., (Psikolog) dengan materi “Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental pada Masa Pandemik Covid-19”.
Pada pemaparan materi pertama, Dwi Priyono lebih fokus mengenai peran orang tua dan guru dalam mendampingi anak usia dini melaksanakan pembelajaran di rumah. Dwi Priyono menjelaskan jika penting bagi orang tua dan guru dalam membangun kerja sama dan suasana menyenangkan pada proses pembelajaran, sehingga target belajar tercapai. Dwi Priyono juga menjelaskan jika kegiatan belajar mengajar di tingkat anak usia dini harus terlaksana secara professional dan harus diprioritaskan.
“Pendidikan anak usia dini dinilai penting. Para pakar pendidikan dan lembaga-lembaga internasional telah mengakui betapa pentingnya pendidikan bagi anak usia dini dan menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai prioritas,” ujar Dwi Priyono.
Secara tidak langsung, WFH mengingatkan kembali peran orang tua sebagai pengajar pertama bagi anak. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Dwi Priyono. Dalam pemaparannya disebutkan jika hal terpenting yang harus diberikan orang tua adalah waktu, seperti mengajak anak untuk berdiskusi dan melakukan hal-hal bersama. Dengan demikian, anak akan lebih terbuka dalam mengungkapkan karya dan isi hatinya.
Selain orang tua, guru juga harus mengambil peran dalam membantu orang tua melaksanakan proses belajar anak di rumah. “Anak usia dini itu kebanyakan mengidolakan guru. Mereka lebih tunduk, lebih nurut pada guru. Oleh karena itu guru perlu membangun kerja sama dengan para orang tua siswa di rumah,” ujar Dwi Priyono.
Sementara itu, pada materi ke dua, Nurhasan lebih banyak menjelaskan mengenai cara menjaga kesehatan di rumah dalam masa pandemik covid-19. Seperti yang kita tahu, Nurhasan sendiri merupakan pakar di bidang keolahragaan, sehingga dalam pemaparannya, Nurhasan berfokus pada olahraga yang bisa dilakukan di rumah agar imunitas tetap terjaga, khususnya bagi anak usia dini. “Untuk anak-anak paud itu ada beberapa aktivitas gerak dasar, olahraga tematik, kemudian olahraga imajinasi atau gerak,” ujar Nurhasan.
Saat melakukan pemaparan, Nurhasan juga melakukan demo dengan menggunakan alat peraga. Dalam hal ini Nurhasan menggunakan bola berwarna warni, boneka, menirukan gaya pesawat terbang, dan sebagainya yang identik dengan anak usia dini. Melalui demo tersebut, kita bisa mengetahui jika aktivitas olahraga bisa dilakukan dimana saja, dengan suasana yang menyenangkan.
Nurhasan juga menjelaskan jika penting memahami apa yang disukai anak-anak. Dari hal tersebut kemudian orang tua dan guru bisa membangun suasana menyenangkan saat melakukan aktivitas olahraga di masa pandemik. Dengan demikian, anak pun merasa bahagia, sehingga imunitas anak bisa meningkat. “Kita harus bahagia. Olahraga itu bahagia, tertawa, bersenda gurau, bernyanyi,” ujar Nurhasan.
Terkahir, Nurhasan juga kembali mengingatkan kita akan pentingnya mengikuti protokol dari pemerintah. “Yang penting tetep jaga, tetep patuh pada protokol yang ada di kesehatan, protokol WHO juga agar covid ini menjauhi kita. Asupan gizi yang cukup, istirahat yang cukup, serta berolahraga yang baik,” ujar Nurhasan.
Berbeda dengan dua materi sebelumnya, dalam webinar ini Tina Dahlan cenderung membahas mengenai sisi psikologis pada masa pandemik seperti yang sekarang terjadi. Menurut Tina, sangat penting menjaga kesehatan mental. “Sangat penting untuk menjaga kesehatan mental, karena kesehatan itu sebetulnya merupakan suatu integrasi keutuhan antara fisik, mental, dan sosial. Semua itu secara utuh akan menghasilkan kesehatan pada tubuh kita,” ujar Tina.
Dalam hal ini, Tina berfokus pada 4 unsur kesehatan mental menurut WHO. Dikatakan jika kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang membuatnya menyadari kemampuan diri, dapat mengatasi tekanan normal dalam kehidupan, dapat bekerja secara produktif, serta dapat berkontribusi pada masyarakat setempat.
Selain itu, dua unsur penting kesehatan mental yang perlu dipahami yakni merasa senang dan bisa memanfaatkan potensi diri secara maksimal. Dalam hal ini, orang tua dan guru harus membuat anak bisa merasa senang dan mampu memanfaatkan potensi anak secara maksimal dalam mendampingi anak menguasai kompetensi yang sedang dipelajarinya. Hal lain yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah mencari hobi yang bisa dikembangkan dalam diri anak. “Ajarkan anak-anak untuk mencari hobinya, karena ini berkaitan dengan ekspresi perasaan negatif. Jadi disini, dari hobi itu bisa sebagai media anak untuk mengekspresikan perasaan negatifnya dengan cara yang positif, misalnya yang suka menggambar bisa membuat kolase dan sebagainya,” ujar Tina.
Webinar yang merupakan kerja sama Seameo Ceccep dengan Unesa dan UPI ini berjalan kondusif. Peserta terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan pada webinar. Banyak pertanyaan yang masuk, salah satu pertanyaan yang masuk yakni terkait cara mengatasi sarana dan prasarana yang tidak mewadahi di beberapa lokasi dalam menjalankan proses belajar di rumah. Menanggapi pertanyaan ini, Dwi Priyono sedikit menyinggung terkait pembelajaran yang bisa diikuti oleh anak-anak di semua jenjang pendidikan melalui stasiun televisi TVRI, “Kebijakan Menteri yang baru dengan keterbatasan sarana dan prasarana itu telah diadakan pembelajaran melalui TVRI. Silahkan di sana anak-anak, para orang tua bisa menyimak melalui TVRI.” (ay)
Share It On: