Promovendus, Mardi memaparkan dan mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji dalam ujian terbuka program doktor (S-3) Pendidikan Vokasi, Sekolah Pascasarjana Unesa.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Prodi S-3 Pendidikan Vokasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar ujian terbuka program doktor dengan promovendus Mardi yang berlangsung di Gedung Terpadu Psikologi Olahraga, Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, pada Selasa, 7 Januari 2025.
Promovendus tersebut memaparkan dan mempertahankan disertasi berjudul 'Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Employability Siswa SMK Pusat Keunggulan Kompetensi Keahlian Animasi di Jawa Timur.'
Dia diuji jajaran dewan penguji yang terdiri dari profesor atau pakar internal dan eksternal yang dipimpin langsung Bambang Yulianto (prof) sebagai ketua penguji dan Direktur Sekolah Pascasarjana Unesa.
Sementara jajaran anggota penguji dan promotor terdiri dari; Ratna Suhartini (prof), Ekohariadi (prof); Any Sutiadiningsih (prof); Tri Wrahatnolo (prof); Martadi; dan Mahendra Wardhana selaku penguji eksternal dari FDKBD ITS.
Penelitian Mardi berfokus pada analisis pengaruh langsung dan tidak langsung dari daya tarik guru dalam mengajar, motivasi siswa dalam belajar, efikasi-diri, dan kemampuan menggunakan video tutorial terhadap tingkat employability siswa dalam bidang animasi di 3 SMK Pusat Unggulan Animasi di Jawa Timur yaitu: SMKN 12 Surabaya, SMKN 11 Malang, dan SMKN 2 Singosari.
Di hadapan para penguji, promovendus Mardi menjelaskan pentingnya employability bagi para siswa SMK. Employability mencakup kemampuan hardskill dan softskill siswa, yang mencakup minat siswa terhadap materi pelajaran, tujuan belajar, dan usaha yang dilakukan dalam belajar.
Promovendus bersama jajaran dewan penguji yang terdiri dari profesor atau pakar internal dan eksternal.
Dia menekankan pentingnya soft skill seperti komunikasi dan bahasa Inggris. Menurutnya, hard skill harus diimbangi dengan soft skill untuk meningkatkan employability siswa.
"Saya melihat, siswa-siswi SMK tidak semuanya bisa langsung bekerja ketika lulus, karena kurangnya fokus mereka ketika masa pembelajaran yang dikarenakan kurangnya motivasi belajar," ucapnya.
Selain itu, dari temuannya di lapangan, guru juga kurang memiliki daya tarik mengajar, dan kurang kompetensi pada bidang yang diajarnya. Contohnya dalam bidang animasi, kemampuan guru hanya bersifat basic.
Temuanya, siswa menyampaikan bahwa guru mereka masih belum mampu memberikan contoh yang sesuai dalam pembuatan animasi seperti penggambaran karakter yang beragam serta pemberian efek pada setiap pergerakan animasi.
"Artinya, guru belum memenuhi standar industri. Solusinya menurut saya bahwa guru harus up-grade kemampuan dan didiklatkan di industri sehingga mereka bisa membuat animasi, mereka harus sesuai dengan standar industri," paparnya.
Proses studi dan penelitian promovendus tersebut mendapat apresiasi ketua penguji sekaligus Direktur Sekolah Pascasarjana, Bambang Yulianto. Dia mengatakan, bahwa promovendus termasuk ulet dan rajin, sehingga bisa menyelesaikan studi doktor selama 2,5 tahun.
“Ini contoh yang baik, promovendus sangat rajin dan bisa lulus cepat. Saya harap banyak yang mengikuti jejaknya, meskipun sibuk kerja, tetapi semangatnya luar biasa, rajin kuliah, rajin bimbingan. Saya harap ini menjadi motivasi bagi yang lain,” ucapnya.[*]
***
Reporter: Ajwa Elizia Alwi (FBS), dan Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: