www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Hari Tari Sedunia merupakan momentum tepat meresapi kembali kekayaan seni tari tanah air. Terlebih di era ini banyak anak muda yang telah lupa atau bahkan tidak tertarik dengan kesenian lokal termasuk tari. Justru sebaliknya tren K-POP dance atau Tiktok dance menjadi sebuah fenomena. Guna membangkitkan lagi geliat seni di kalangan anak muda, UKM KKM Tari UNESA peringati Hari Tari Dunia 2023 dengan mengadakan kegiatan “Reverse for Spectacular”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Jumat, 5 Mei 2023 di Joglo Depan Rektorat UNESA Lidah Wetan. Dalam acara tersebut hadir Direktur Seni Budaya Dr. Trisakti, M.Si., Koordinator Prodi Sendratasik Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si., dan Pembina UKM KKM Tari Dr. Eko Wahyuni Rahayu, M.Hum. Juga hadir Dr. Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd., selaku Direktur Kemahasiswaan dan Alumni, dan Syafi'ul Anam, Ph.D., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
Pembina UKM KKM Tari, Eko Wahyuni Rahayu, menyatakan bahwa peringatan hari tari bukan sekadar ajang hura-hura, tetapi sarana refleksi dan memetik makna. Kegiatan ini menjadi ajang untuk pembelajaran manajemen pertunjukan, dan menunjukkan atmosfer apresiasi seni tari.
“Meskipun kegiatan ini bonek (bondo nekat) tetapi dengan nekat dan tekad kuat itulah kegiatan ini bisa sukses. Semoga kedepan kita bisa terus menjadi tradisi menyelenggarakan peringatan hari tari ini. Ke depan kita harus lebih kreatif sehingga dunia tari dapat kita hidupi dan menghidupinya,” terangnya.
Direktur Seni Budaya, Trisakti menyatakan bahwa peringatan Hari Tari Sedunia yang ditetapkan tanggal 29 April oleh Unesco bermaksud untuk menyatukan berbagai unsur universal dari gerak tari, karena gerak tari memberi makna dan nilai yang dalam untuk mempersatukan bangsa dan masyarakat sehingga bisa menyatukan hati dengan tari.
"Kegiatan ini sangat luar biasa, apalagi ini diselenggarakan di depan rektorat UNESA, dengan lokasi yang ditata untuk pertunjukan menjadi luar biasa, sehingga kita bangga menjadi bagian UNESA. Saya berharap kreativitas seperti ini muncul karena butuh keberanian sehingga harapan kita semua ini bisa mendorong kita lebih kreatif dan lebih maju,” tukasnya.
www.unesa.ac.id
Dalam acara tersebut UKM KKM Tari tidak hanya menampilkan sejumlah pertunjukan mahasiswa dari berbagai kampus Surabaya, dari luar Surabaya pun ada. Mereka di antaranya Gong Prada Management, STK Asri kusuma UM, Sanggar Tari Perpustakaan Mawar Blitar, Sanggar Tari Sawung Dance Studio, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, SILAK Dance ISI Yogyakarta.
Ketua pelaksana, Danu Soleh Cahyono menyatakan kegiatan ini dibagi menjadi dua bagian. Ada kegiatan pra acara yaitu Kegiatan Senja Menari yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2021 dan 2022 dengan bereksplorasi menari menggunakan nuansa alam dan merasakan rangsang dari alam apalagi suasana senja sehingga bisa lebih lepas. Kedua adalah acara inti yang disuguhkan sejumlah penampilan dan pertunjukan.
Pada sesi inti, tampak hadir sejumlah seniman tari internasiona yang memberikan evaluasi dan sharing session sebagai pelaku seni atau seniman yang sudah menjejaki dan mengetahui dunia seni sehingga dapat diambil ilmunya.
Seniman tersebut antara lain, Peri Puspito selaku dosen UNESA, Riza Jajuk selaku alumni yang bekerja di Dinas Kebudayaan Kota Surabaya, Hadi Dulur dan Dulalit menjadi koreografer dan pemilik sanggar Sawung Dance dan Dian Boger serta Martina. Mereka alumni yang sudah go internasional.
“Sasaran kami agar anak muda lebih mengetahui, menghargai dan mencintai seni tari. Setiap tarian memiliki keunikan dan filosofi tersendiri dan telah melalui observasi dan riset sebelumnya sehingga setiap tarian memiliki kreativitas dan keunikannya tersendiri” tambah Danu.
Melalui persiapan kurang lebih dua bulan yang terhitung dari Februari, Danu berharap kegiatan ini sebagai awal meniti kegiatan lebih spektakuler di tahun-tahun depannya bahkan dapat bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Surabaya sehingga mampu menjadi event tahunan Kota Surabaya.
Salah satu karya pertunjukkan yang dibawakan adalah tarian berjudul “Satya Lambari” oleh Gong Prada Management; mengisahkan pengorbanan dan kesetiaan Dewi Gandari, yang rela mengorbankan penglihatannya dan menjadi buta untuk suaminya Dretarastra
Dalam tarian tersebut digambarkan sosok Dewi Gandari yang berjuang melalui pengorbanannya dan menunjukkan bagaimana kekuatan, kesetiaan, pengorbanan, dan keteguhan seorang perempuan. (Humas Unesa)
***
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud/Amalia Rizka Az-Zahra
Editor: Azam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: