www.unesa.ac.id
unesa.ac.id,SURABAYA - Salah satu pekerjaan rumah dari official SLOMPN Unesa adalah meningkatkan massa otot para atlet binaannya yang diproyeksikan berlaga di even nasional maupun internasional.
Hal itu dikatakan oleh salah satu Maseur Olahraga SLOMPN Unesa Dr. Aghus Sifaq, S.Or., M.Pd, beberapa waktu lalu.
“Yang susah itu awal-awalnya adalah membentuk massa otot karena mereka masih remaja dan ada yang anak-anak,” katanya..
Untuk mencapai kondisi kebugaran tertentu, kata Aghus, pihaknya akan melakukan beberapa treatment khusus bagi para atlet. Nantinya, efektivitas pemijatan otot para atlet akan disesuaikan dengan ritme latihan setiap harinya.
“Saat melakukan treatment itu kita sesuaikan dengan program pelatih. Supaya tekanan dan dosisinya bisa sesuai,” tambahnya.
Dia menyadari, ketika atlet datang, mereka masih belum mencapai performa terbaiknya. Karena itu, pihaknya bersama para pelatih konsentrasi untuk membentuk massa otot. Bahkan, ada beberapa kendala karena massa otot para atlet ketika baru pertama kali datang, masih jauh dari layak untuk menjadi seorang atlet.
“Ketika mereka pertama kali datang, kita menghadapi kondisi fisiknya memang otot kurang bagus, setelah treatment bertambah. Ada otot dan massa otot keseimbangan otot kanan dan kiri jauh. Kalau sudah mengalami itu, kita memberikan treatment dengan fisioterapi dan memberikan latihan khusus,” jelasnya.
Dia mengakui, kendala yang paling berat ditemui para pelatih pada saat awal-awal program latihan. Ketika itu, banyak sekali atlet yang cedera karena masih dalam kondisi penyesuaian.
“Awal-awal memang banyak yang cedera karena ototnya tidak seimbang dan belum tahu tentang pemanasan. Terus, kita kumpulkan jadi satu pengetahuan soal pemansanan, inti, dan colling down,” katanya.
Namun, lambat laun, jumlah atau prosentasi atlet yang mengalami cedera sudah jauh berkurang. Bahkan, beberapa bulan terakhir sudah menurun. Menurut dia, banyak atlet yang mengalami cedera engkel dan hamstring ketika pertama kali melakukan latihan.
“Untuk cedera ringan, kita lakukan massage dan melaukan pretest dan post tes. Sebelum massage kelenturenanya berapa, setelah massage kelenturannya berapa,” katanya.
“Kalau yang paling beresiko cedera adalah taekwondo dan renang. Kalau sekarang sudah stabil dan atlet sudah bagus semua. Tetapi satu bulan sekali tetap kita cek dan kita komunikasikan dengan pelatih,” pungkasnya. (*)
Penulis : Basyir
Foto : Dokumentasi tim SLOMPN
Share It On: