www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Angka kasus depresi di dunia kian mengkhawatirkan. Indonesia sendiri berdasarkan laporan World Population Review pada 2023 ditemukan sekitar 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen. Kementerian Kesehatan 2013 juga mencatat, ada sekitar 9 juta penduduk Indonesia mengalami depresi.
Ada pun sebagai akibatnya ditemukan 3,4 kasus bunuh diri per 100.000 orang di Indonesia. Sekitar 16 juta orang berusia 15 tahun ke atas, ditemukan kasus bunuh diri yang diawali gejala kecemasan dan depresi oleh pelakunya.
"Kasus bullying dan kekerasan seksual itu salah satunya dipicu oleh stres yang tidak tertangani dengan baik. Hal ini harus jadi perhatian bersama," ucap Prof. Dr. Nursalim, M.Si., guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Atas dasar itulah, Prof Nursalim bersama timnya di FIP yang terdiri dari Wulan Patria Saroinsong, S.Psi., M.Pd., Ph.D., dan Ricky Setiawan, S.Pd.SD., M.Ed., merasa terpanggi untuk menyediakan layanan berbasis aplikasi untuk mengurangi stres dan meningkatkan resiliensi siswa atau remaja.
www.unesa.ac.id
Bekerja sama dengan dunia usaha dan industri atau DUDI, CV Anmamedia Indonesia, tim pakar tersebut merancang aplikasi MBSA CR8+ yang dilengkapi dengan self care meditasi, journal dan scan stress dengan Artificial Intelligence (AI). Di dalamnya menyediakan layanan konseling online melalui ponsel tanpa harus berangkat dan menunggu antrean. Hanya dengan chat buat janjian dengan konselor-psikolog, konseling online bisa dilakukan.
Salah satu tujuan hadirnya aplikasi ini yaitu untuk mengurang stres dan meningkatkan resiliensi pada siswa atau remaja baik itu SMP atau SMA. Pada usia ini rentan dengan tantangan dan gejolak. Ketika stres berkurang dan resiliensinya kuat maka pertumbuhan-perkembangan siswa atau remaja bisa maksimal. Lebih jauh ini untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
"Aplikasi yang kami rancang ini bisa untuk terapi dan konsultasi terkait apapun permasalahan yang dihadapi siswa tentu dengan prinsip privasi yang tetap harus dijunjung tinggi. Intinya untuk kebutuhan terapis dan psikolog layanannya gratis," ucap guru besar ilmu konseling individu itu.
Wulan Patria Saroinsong menambahkan bahwa aplikasi ini terdiri dari empat fitur utama yang menyediakan semacam siklus mulai dari proses identifikasi, terapi, evaluasi dan ada rekomendasi. Adapun fitur-fiturnya yaitu: pertama, daily yang di dalamnya bisa untuk mengecek level mood, menulis jurnal harian dan mengecek kondisi stres.
www.unesa.ac.id
Kedua, ada fitur my big journal yang bisa digunakan untuk refleksi diri melalui penulisan rasa syukur setiap harinya, refleksi rasa syukur, disiapkan ruang khusus metode self talk dan deep breathing sebagai solusi atas persoalan mental yang dihadapi.
Ketiga, fitur reflection yang di dalamnya pengguna bisa menyeting tujuan hidup dan pengguna bisa mengeksplorasi straightness untuk menemukan perubahan hidup lewat perubahan pola pikir dan perilaku yang dievaluasi secara berkelanjutan.
"Fitur ini juga bisa memandu pengguna untuk menemukan setidaknya 5 kelebihan yang mungkin saja tidak terpikirkan selama ini. Kadang stres itu juga disebabkan karena kita merasa tidak berguna tidak bisa apa-apa, padahal kelebihan kita banyak di dalam diri kita sendiri," beber dosen FIP itu.
Fitur keempat yaitu scanning untuk mendeteksi mood atau tingkat stres yang didiagnosa lewat ekspresi wajah. Selain fitur utama tersebut, juga terdapat fitur lain seperti layanan chat yang bisa digunakan untuk membuat janjian konseling online dengan sejumlah konselor dan psikolog terbaik UNESA. Pun ada fitur tambahan seperti news dan evaluasi.
Aplikasi berbasis AI dengan slogan 'Find Happiness Within Yourself' ini bisa digunakan secara gratis oleh siswa bahkan siapa saja yang membutuhkan layanannya. Aplikasi dengan simbol matahari tersenyum dan pelangi ini sudah tersedia di Play Store dan App Store.[]
***
Sumber: Dilansir dari dialog di kanal YouTube Official UNESA
Reporter: Sindy Riska
Editor: @zam Alasia*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: