www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Puluhan mahasiswa yang menjadi Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) dari berbagai perguruan tinggi mengikuti Camp Nasional Anti-Kekerasan Seksual di Trawas, Mojokerto, pada Selasa-Kamis, 3-5 Oktober 2023.
Kegiatan ini dirangkaikan dalam dua agenda. Pertama, agenda camp yang terdiri dari beberapa kegiatan, mulai dari kuliah seputar PPKS, grup diskusi, problem solving, kuis dan permainan, presentasi best practice dan komitmen atau devotion.
Kedua, seminar yang berisi penyampaian makalah; best practice pencegahan dan penanganan PPKS di kampus, ide dan gagasan PPKS, kekerasan seksual berbasis digital dan jerat digital dan kekerasan seksual, serta tema-tema terkait lainnya.
Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag., Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Kampus (PPISK) mengatakan, kegiatan yang dirangkaikan dengan seminar nasional secara daring itu bertujuan untuk membangun dan menguatkan jejaring Satgas PPKS Nasional.
Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas Satgas dalam menjalankan peran mewujudkan kampus zero kekerasan seksual, dan meneguhkan komitmen Satgas dalam implementasi Permendikbud PPKS.
“Tindak lanjutnya nanti diharapkan mampu membentuk komunitas Satgas PPKS unsur mahasiswa dan pelaksanaan program PPKS dalam dua ranah yakni pencegahan, agar kasus-kasus dapat dicegah sedangkan. Ranah kedua yaitu penanganan dengan formula-formula berprinsip keadilan,” ucapnya.
Peran Mahasiswa dalam dan luar Kampus
Pada sesi materi, Komisioner Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang, menyampaikan tentang “Peran Mahasiswa dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi”.
Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan mahasiswa terkait pencegahan kekerasan seksual, salah satunya membatasi pertemuan dengan dosen dan tendik secara individu (sendiri) terutama di luar area kampus, di luar jam operasional kampus, atau kepentingan lain selain proses pembelajaran di luar persetujuan kepala prodi.
Dalam Permendikbud PPKS, hal itu tidak boleh dilakukan. Bahkan, yang dulu mahasiswa mengejar dosen pembimbing skripsi sampai ke rumah dosen apalagi malam-malam itu sudah tidak boleh.
"Mahasiswa juga harus berperan aktif dalam mencegah baik sebagai anggota atau non-anggota satgas. Kenapa mahasiswa di mention secara khusus? Karena kalian bisa menggerakkan mahasiswa mencegah dan menanggulangi kekerasan seksual ini” tandasnya.
Modus dan Strategi ‘Lawan’ Sex Abuse
Sementara itu, Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, S.H., M.H., selaku Kepala Subdirektorat PPKS menyampaikan materi “Menyoal Trend Kekerasan Seksual Berbasis Digital (Digital Sex Abuse)”.
Dia memaparkan, trend kasus digital sex abuse meningkat melalui medsos seperti WA, IG, penipuan penawaran sponsor promosi produk dengan foto sensual, ancaman mengirimkan foto sensual, orientasi seksual menyimpang, penipuan menjadi responden penelitian, dan lain-lain.
Dia mengajak mahasiswa untuk memeranginya dengan digital etik, yakni perkuat etika dan spiritual, menggunakan akal pikir, berpikir jauh, dan perhatikan keamanan. Ada beberapa strategi terbebas dari digital sex abuse seperti, 1) pahami risiko, 2) keamanan akun, 3) privasi online, 4) keamanan perangkat.
Selanjutnya, 5) jangan merespon pelecehan, 6) jangar diam dan biarkan, tetapi laporkan, 7) dukungan psikologis, bergabung dengan kelompok dukungan, 8) Hak hukum, dan 9) Hati-hati berbagi gambar pribadi.
“Semoga ini dapat mengasah kemampuan Satgas dalam menjalankan misi pencegahan dan penanganan KS baik di ranah digital maupun di ruang nyata di kampus dan sebagainya," harap Iman.
Sebagaimana dikutip dalam buku panduan, kegiatan ini juga dihadiri pemateri lain; Subiyantoro, D.H., M.Si., Inspektur IV, Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, Nanda Audia V, M.Psi., Psikolog, Satgas PPKS UNESA, dan Putri Aisyiah RD., S.Sos., M.Med.Kom., pegiat gender dan media.
Camp Nasional Anti-Kekerasan Seksual tersebut diikuti 60 peserta dari berbagai unsur, terdiri atas 27 perwakilan Satgas PPKS kampus unsur mahasiswa se-Indonesia dari berbagai daerah mulai dari Aceh sampai Manado, dan sisanya dari Satgas PPKS UNESA dan Duta Anti KS UNESA. Sedangkan untuk Seminar Nasional diikuti 150 peserta secara hybrid. [*]
***
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: