www.unesa.ac.id
Drs. Tri Wrahatnolo, M.T., M.Pd., selaku pembina upacara dalam amanatnya menuturkan isu radikalisme dan terorisme yang belakangan ini mendera Kota Surabaya menjadi pembelajaran yang kuat bagi seluruh masyarakat untuk mengokohkan ideologi Pancasila dalam bermasyarakat.
“Isu radikalisme menyadarkan masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila kebangsaan dalam bermasyarakat,” pungkasnya.
Dalam pidato Presiden RI yang dibacakan oleh pembina upacara mengisyaratkan sebagai bangsa majemuk yang terdiri dari atas 714 suku dengan lebih 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan. Untuk itu para pendiri bangsa dari berbagai kelompok , golongan, dan latar belakang duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan. Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh menjadi pondasi bangunya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (why/tni)
Share It On: