Unesa.ac.id, SURABAYA-Tim Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melakukan sosialisasi instrumen antropometri kepada para guru dan siswa SD-SMP Labschool yang diikuti 250 peserta di Labschool, UNESA, Kampus Lidah Wetan, Surabaya beberapa waktu lalu. Sosialisasi ini dilakukan tim bentukan rektor UNESA yang terdiri dari Muhammad Arif Al-Ardha, Ph.D., Dani Primanata, M.Pd., dan Rizky Muhammad Sidik, M.Ed.
Kegiatan yang dilakukan oleh tim bentukan rektor UNESA ini bertujuan untuk membekali para guru dan siswa SD-SMP Labschool dengan pengetahuan tentang antropometri. Muhammad Arif Al-Ardha mengatakan bahwa kegiatan ini untuk menunjang implementasi DBON di UNESA. “Atlet DBON yang dijaring nanti harus melalui sejumlah tes salah satunya antropometri siswa. Nah, agar identifikasi atlet ini bagus, guru atau siswa sendiri harus memahami apa itu pengukuran antropometri beserta instrumennya,” paparnya.
Dia menambahkan, antropometri sederhananya merupakan pengukuran tubuh manusia. Ini berkaitan dengan pengukuran dimensi dan komposisi tubuh untuk berbagai tingkat umur. Pengukuran ini di bidang gizi berguna untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini akan tercermin pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan persentase air dalam tubuh.
Bagi para guru, lanjut Ardha, instrumen antropometri ini memiliki banyak manfaat. Dengan instrumen ini, para guru akan mengetahui bagaimana kondisi fisik para peserta didiknya. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui tumbuh kembang siswa. “Proses tumbuh kembang ini dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Menjadi salah satu indikator dalam perkembangan proses pembelajaran peserta didik yang ada di Labschool UNESA,” bebernya.
Kegiatan ini menunjang implementasi DBON. Hal ini dikarenakan melalui identifikasi inilah, kita dapat mengetahui potensi daripada anak tersebut. Hal ini menjadi salah satu acuan dalam mencari bakat-bakat atlet olahraga di Indonesia. Pencarian bakat ini tentu saja nantinya akan bermuara pada program DBON yang diharapkan menjadi pioner dalam upaya meningkatkan prestasi Indonesia di level internasional. “Antropometri ini menjadi modal awal seorang atlet dalam upayanya mencapai suatu prestasi tertinggi di masa yang akan datang,” ucapnya.
Sigra, guru PJOK yang menjadi peserta dalam sosialisasi tersebut menyampaikan bahwa tes ini berpotensi untuk menjadi instrumen dalam mengetahui tumbuh kembang anak. “Ini penting buat kami sebagai guru olahraga. Setelah mendengar pemaparan dari para pemateri dan ada prakteknya juga, kami semakin lebih paham apa saja instrumennya dan bagaimana melakukan pengukuran yang tepat dan benar,” katanya. *
***
Penulis: Tim Sosialisasi Instrumen Antropometri
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Sosialisasi Instrumen Antropometri
Share It On: