Untuk sampai di Dusun Ketingan, mahasiswa harus menguji adrenalin. Perjalanan yang ditempuh dari darat ke seberang membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam dengan perahu. Daerah itu dikeliling sungai, tambak, dan laut. Pendidikan warga sangat miris. Para siswa tak pernah merasakan upacara bahkan ruang kelas yang ada harus diberikan skat untuk berbagi dengan kelas lain.
"Untuk bisa sampai sini (sekolah-red.), kami harus menyeberangi sungai dengan perahu bahkan terkadang perahu yang ada mengalami kendala ketika perjalanan. Namun, itu tak menyurutkan tekad kuat kami untuk mengubah kehidupan. Kami tak ingin kalah dengan anak-anak kota," ucap salah satu siswa SMP Seatap.
Beberapa pengabdian yang dilakukan mahasiswa untuk membantu warga Dusun Ketingan antara lain mengajar siswa SD dan SMP, membantu warga di tambak, pemasangan plakat nama tempat dan jalan. Sebagai penutupan, untuk menghibur warga, mahasiswa menggelar pentas seni.
Selain dukungan dari jurusan BK sendiri, Dinas Pendidikan Sidoarjo juga turut menyambut baik kegiatan tersebut. Dinas memberikan penyuluhan Pentingnya Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun. "Kami bangga sekaligus senang apabila ada mahasiswa yang melakukan kegiatan semacam ini, karena secara tidak langsung membantu kita dalam menyukseskan pemerataan pendidikan. Apa yang menjadi keluh-kesah warga mengenai pendidikan di sini, kami dapat memperbaikinya serta menyampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan," jelas Dewi, salah satu perwakilan Dinas Pendidikan Sidoarjo. (Murbi/SR/Humas)
Share It On: