www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Menguasai bahasa asing merupakan tuntutan abad ini dan dapat memberikan nilai tambah bagi yang menguasainya. Salah satu bahasa asing yang diiminati yaitu bahasa Jerman. Guna menjawab kebutuhan penguasaan bahasa negara tempat Alm. BJ Habibie melanjutkan studi itu, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sejak 2003 membuka program studi Sastra Jerman yang bernaung di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).
Saat ini, prodi Sastra Jerman dipimpin Yunan Faturrahman, S.S., M.A. Dia menjelaskan, belakangan ini, kebutuhan terhadap bahasa asing cukup signifikan. Selain bahasa Inggris, bahasa Jerman pun banyak diminati. Hal itu tentu disebabkan karena faktor peluang kerja dan peluang belajar dan karir.
Fokus Sastra Jerman
Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan negara dengan pesona alam yang melimpah. Pariwisata menjadi salah satu sektor yang menguntungkan bagi indonesia. Posisi bahasa Jerman sangat mendukung dan punya peluang dalam sektor pariwisata di Indonesia. Karena itulah, kata Yunan, Sastra Jerman di UNESA fokus menghasilkan lulusan sebagai penerjemah dalam bidang pariwisata dan jurnalistik.
Di luar itu juga berpeluang menjadi penerjemah berbagai naskah, berkarir di Kedubes Jerman atau perusahaan Jerman, menjadi editor naskah, enterpreter, content writer hingga menjadi content creator. Selain itu masih banyak lagi.
Sastra Jerman menyiapkan pembelajaran khusus untuk meningkatkan kompetensi bahasa Jerman mahasiswa, seperti mendatangkan alumni yang sudah sukses bergelut di bidang penerjemah baik itu di Balai Bahasa, Instansi Jerman di Surabaya atau Goethe Institut. "Kurikulum merdeka belajar sudah disiapkan dan disesuaikan output yang ingin dicapai lulusan yakni sebagai penerjemah di bidang pariwisata dan jurnalistik,” kata Yunan.
Sastra Jerman hanya ada di 4 kampus, termasuk UNESA
Dia menambahkan, di Indonesia, hanya ada empat perguruan tinggi yang memiliki prodi Sastra Jerman, salah satunya UNESA. Yunan mengungkapkan bahwa prodi tidak mengkualifikasikan mahasiswa baru berdasarkan kemampuannya dalam berbahasa, melainkan diarahkan untuk mempelajari linguistik, sastra, kebudayaan dan pendidikan yang tercermin dalam setiap mata kuliah yang diambil.
Mahasiswa yang sudah lulus dalam tes bahasa dengan minimal memperoleh level B1, dapat menggunakan kemampuannya dalam berbahasa Jerman untuk berangkat ke Jerman dengan beberapa program yang menarik. Aupair, Ausbildung, FSJ dan melanjutkan S2 menjadi pilihan yang biasa diambil alumni dari prodi Sastra Jerman UNESA untuk berangkat ke Jerman.
‘Privilege’ Bahasa Jerman
Sudah banyak lulusan prodi Sastra Jerman yang berhasil melenggang ke Jerman dengan bekal kemampuan bahasa yang mereka miliki. Selain berangkat ke Jerman, tidak sedikit pula yang berhasil membangun usaha di bidang kepariwisataan maupun menjadi jurnalistik. Berkat ilmu linguistik yang diberikan, dunia penerjemah juga menjadi lahan hijau bagi lulusan sastra Jerman.
Dijelaskan Yunan, dengan menguasai bahasa Jerman, mahasiswa dapat menambah kemampuan bahasa asing yang tidak umum dikuasai oleh banyak orang. Sehingga mahasiswa membuka lebih banyak peluang di berbagai bidang dengan kemampuan bahasa asing yang dimiliki. Terlebih, bahasa Jerman menjadi salah satu bahasa yang memiliki posisi kuat di benua Eropa.
Dalam perjalanannya, prodi Sastra Jerman banyak meluluskan para alumni yang sudah bekerja dan berkarir profesional di dalam bahkan di luar negeri. Selain itu, banyak juga sudah prestasi yang diraih dosen maupun mahasiswa. “Bahasa Jerman punya semacam privilege atau keistimewaan tersendiri di tanah air, kita ada nama besar seperti BJ. Habibie pernah kuliah di sana dan juga faktor lainnya,” terangnya. [Humas UNESA]
Penulis: Novita dan Hasna
Editor: @zam*
Share It On: