www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Hasil laga atlet renang Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN) Unesa pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Open Water Swimming (OWS) di kabupaten Lamongan menjadi catatan penting bagi jajaran pelatih.
Meski tidak mendapatkan medali, namun catatan waktu yang ditorehkan para atlet SLOMPN Unesa dirasa cukup memuaskan. Meski demikian, ada beberapa catatan pelatih yang menjadi fokus untuk perbaikan bagi para atlet SLOMPN Unesa
Hal itu dikatakan pelatih SLOMPN Unesa Bayu Maulana ketika dikonfirmasi pada Jumat (25/10/2023).
“Nggak juara, tapi kita mencari pengalamannya. Dan catatan waktunya cukup bagus,” katanya.
Bayu mengatakan, ada tiga atlet yang diturunkan dalam OWS di Lamongan. Dalam kejuaraan itu, mereka memang belum tampil maksimal karena memang menemui medan yang berbeda.
“Mungkin yang perlu dievaluasi itu ya lebih maksimal lagi karena ada beberapa atlet yang ternyata ketika sampai merasa belum capek, berarti artinya belum maksimal,” terangnya.
Dia mengakui, memang banyak tantangan yang dihadapi para atlet. Selain lawan yang dihadapi berusia lebih tua, medan renang terbuka juga membuat para atlet harus beradaptasi dengan gelombang dan tekanan.
“Tapi catatan waktunya bagus karena ini kali pertama mereka ikut lomba renang di perairan terbuka,” jelasnya.
Dikatakan dia, yang menjadi kendala utama dari kejuaraan itu adalah ombak laut yang cukup besar. Beruntung, mental anak didiknya sudah siap untuk berlaga di setiap kejuaraan, sehingga mereka tidak ada kesulitan untuk melakukan adaptasi.
‘Kalau mental anak-anak sudah siap dan tidak ada gugupnya sama sekali, tetapi ketika sudah turun belum bisa mengira-ngira karena musuhnya sama alam. Ombaknya itu seberapa, yang susah dan menjadi kita buat mikir-mikir,” jelasnya.
“Musuh kita gelombang air juga, tidak bisa menyesuaikan juga tidak bisa nyampai,” tambahnya.
Sementata itu, Bayu sendiri cukup puas dengan catatan waktu yang diraih anak didiknya itu. Karena mereka sudah bisa bersaing di level provinsi, yang usianya rata-rata lebih tua.
“Kalau catatan waktu saya lihat bagus, karena kondisi sama alam, jadi catatan waktu tidak bisa jadikan patokan. Mereka terbaik kedua dan ketiga di masing-masing provinsi,” jelasnya.
“Kalau catatan waktunya Talita Falda dari Jawa Barat 1 jam 35 menit 28 detik 5 km putri, Felo 3 ribu km meter 37 menit 10 detik, Made Gania mewakili Bali 3 ribu km 39 menit 21 detik,” pungkasnya.
Share It On: