Topik kurikulum 2013 masih menarik untuk diperbincangkan. Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang menyelenggarakan seinar nasional bertajuk Bahasa Jepang dan Penerapan Kurikulum 2013 . Sabtu (5/10) di Auditorium Leo Idra Adriana FBS Unesa seminar nasional itu dibuka dengan taiko dan tari yosakoi yang diselingi dengan sambutan dari ketua panitia acara, Dr. Retnani, M.Pd. dan dosen perwakilan Dekan FBS, Dr. Roni, M.A. Total peserta yang ikut ada lebih dari 160 peserta dari kalangan mahasiswa, guru, mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan pemerhati bahasa Jepang. Acara ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan pengajar bahasa Jepang dalam menghadapi kurikulum 2013. Ada tiga pembicara pada seminar nasional ini, yakni Dr. Yuyu Yohana R., M.A. dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Dr. Roni, M.A dari Unesa, dan Mr. Matsumoto Koji dari Japan Foundation. Dosen yang sangat akrab disapa Yuyu sensei ini mengatakan bahwa bahasa dan budaya Indonesia-Jepang sangatlah jauh. Masyarakat Jepang berpola pikir homogen sedangkan masyarakat Indonesia berpola pikir heterogen. Jadi butuh sedikit pemahaman di antara dua negara agar bisa saling menyatu, yakni komunikasi yang baik. Sementara itu, Roni sensei dan Matsumoto sensei menjelaskan tentang kurikulum 2013 sekaligus penerapannya pada mata pelajaran bahasa Jepang. Pada KBK 2004 dan KTSP 2006, kita mengukur tiap bagian, memilih kain terbaik pada masing-masingnya, dan semakin banyak varian semakin bagus. Padahal hasilnya akan seperti baju compang-camping. Tapi pada Kurikulum 2013, kita memilih dulu kain terbaiknya, baru kita ukur secara keseluruhan, hasilnya bisa menjadi kemeja yang sangat bagus. Jadi bila ada siswa yang salah, jangan disalahkan, tapi arahkan pada jawaban yang baik dan benar, ujar Roni sensei saat menjelaskan perkembangan kurikulum di Indonesia. Salah satu guru PPG dari SMAN 7 Surabaya, Doni Langitan mengatakan bahwa banyak sekali ilmu yang dia dapat terutama saat pengimplementasian kurikulum 2013 dalam perangkat pembelajaran bahasa Jepang. Pada kesempatan berikutnya, Matsumoto sensei, begitu beliau sering disapa, memberi materi terapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Jepang kepada para peserta secara langsung. Para peserta seminar tertarik dengan semua contoh pengajaran yang beliau berikan, mulai dari Matsumoto sensei mengajak para peserta observasi pada sebuah kata, memberikan pertanyaan, menonton sebuah video sambil mengajak perbandingan antara budaya Jepang dan budaya Indonesia, hingga menyuruh beberapa peserta untuk membuat sebuah dialog seperti pada contoh sebuah video. Seminarnya asik sekali sekaligus menambah wawasan tentang k2013 untuk ke depannya nanti, ujar mahasiswi Prodi Bahasa Mandarin angkatan 2010. (Ayu/Byu)