Kegiatan edukasi anti-perundungan kepada anak-anak di Kampung Pelangi
Unesa.ac.id. SURABAYA—Semakin meresahkannya kasus perundungan di kalangan anak-anak membuat tim PKM-PM Universitas Negeri Surabaya (UNESA) turun tangan. Mereka memberikan edukasi kepada anak-anak yang ada di pesisir Surabaya, tepatnya Kampung Pelangi.
Edukasi anti-perundungan ini bertajuk "WANDERSEA", tim PKM yang terdiri dari sejumlah mahasiswa didampingi dosen itu memberikan edukasi dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan pendekatan psikologi yang dikemas dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.
Berbeda dengan program edukasi di sekolah, tim ini memilih untuk fokus pada anak-anak di Kampung Pelangi dengan metode pembelajaran yang kreatif. Mereka membungkus pesan anti-perundungan dalam balutan seni dan budaya yang familiar bagi anak-anak, seperti dongeng, nyanyian, dan permainan tradisional.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap anak, dimanapun mereka berada, berhak untuk mendapatkan pengetahuan tentang perundungan dan cara-cara untuk mengatasinya," ucap Elsa Nabila, ketua tim PKM-PM UNESA.
"Melalui seni dan budaya, kami ingin anak-anak di Kampung Pelangi belajar tentang perundungan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Program "WANDERSEA" dibagi menjadi beberapa kegiatan. Pertama, Wander Self: Kegiatan berbasis dongeng dan motivasi yang bertujuan agar anak-anak dapat mengenali diri dan memiliki mimpi-mimpi. Kedua, Wander Honesty: Kegiatan mengenali emosi dan mengekspresikan perasaan melalui tulisan.
Gerakan anti-perundungan dengan pendekatan permainan yang menyenangkan
Ketiga, Wander Heroes: Kegiatan yang meningkatkan sikap social-awareness, keberanian, dan kepemimpinan sasaran melalui role play menjadi pahlawan nusantara. Keempat, Wander Indonesian Games: Kegiatan peningkatan relationship skills sasaran melalui permainan tradisional.
Kelima, Wander Parenting Day: Program khusus orang tua untuk meningkatkan pemahaman pengasuhan yang baik dan membangun lingkungan keluarga yang suportif. Keenam, Wonderful Day of Wandersea: Deklarasi anti-perundungan yang diramaikan dengan kegiatan melukis tembok, permainan wonderland, dan penampilan bakat anak-anak.
Program "WANDERSEA" disambut dengan antusiasme yang meriah oleh anak-anak dan warga Kampung Pelangi. Mereka terlihat ceria dan semangat mengikuti kegiatan, dan banyak yang mengaku terinspirasi oleh pesan-pesan yang disampaikan.
"Program ini sangat bermanfaat untuk anak-anak di sini. Penyampaiannya yang kreatif dan menyenangkan membuat anak-anak lebih mudah memahami materi tentang perundungan dan cara-cara untuk mengatasinya," ujar Pandan, salah satu warga di Kampung Pelangi.
Tim PKM-PM UNESA berharap program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam memerangi perundungan di masyarakat, khususnya di Kampung Pelangi. Dengan edukasi yang tepat dan metode yang kreatif, mereka yakin bahwa generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang saling menghormati dan bebas dari perundungan.
Tim PKM-PM Wandersea UNESA adalah kelompok mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang berdedikasi untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tim ini terdiri dari Elsa Nabila, Rifda Haura Fatina Besri, dan Muhammad Aldy Irawan dari Prodi S1 Psikologi, serta Nurasih Basri dan Tria Putri Ayu Arisona dari Prodi S1 Bimbingan dan Konseling.
Mereka didampingi dosen pendampingi, Qurrota A’yuni Fitriana, M.Psi., Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Unesa. Tim ini berkomitmen memberikan solusi kreatif dan inovatif untuk permasalahan perundungan di Kampung Pelangi Surabaya.[]
***
Penulis: Tim PKM-PM Wandersea UNESA
Foto: Tim PKM-PM Wandersea UNESA
Share It On: