www.unesa.ac.id
Pada divisi Racing Plane seluruh tim yang mengikuti divisi ini harus bisa mengembangkan pesawat yang cepat. Divisi ini juga dilaksanakan dalam bentuk racing atau balapan terbang. Tim yang paling jauh dan tercepat itulah pemenangnya. Kompetisi ini dibagi menjadi empat babak. Hari pertama dan kedua babak penyisihan dan perempat final. Untuk hari terakhir semifinal dan grandfinal.
Divisi Vertical Take-off and Landing (VTOL) memiliki satu kelas saja. Pada divisi tim peserta berkesempatan menerbangkan dronenya serta menempatkan balok-balok yang sudah disiapkan. Siapa yang lebih cepat kembali ke garis finish dan menyelesaikan misinya secara baik maka akan jadi pemenang.
Bagi Divisi Teknology Development (TD) sebagai konsep pengembang teknologi tanpa awak seluruh peserta harus melakukan presentasi dan tanya jawab dengan para dewan juri. Setelah presentasi dan tanya jawab peserta diberi kesempatan untuk melakukan demo terbang. Kesesuaian presentasi dan demo terbang menjadi penilaian khusus bagi dewan juri.
Terakhir Divisi Fixed-Wing (FW) sebagai divisi yang melombakan satu kelas saja. Divisi ini peserta diberi waktu untuk melakukan monitoring dan mapping dengan diberi waktu sektar 40 menit untuk menyelesaikan misi terbang, dan 20 menit diberikan untuk mengolah data di pit yang telah disediakan.
Menurut Farhan Kristianto dari Universitas Janabadra Yogyakarta mengungkapkan hari kedua merupakan hari yang berat bagi seluruh kontestan karena terkendala dengan angin kencang. Baginya angin kencang dapat mempengaruhi keseimbangan pesawat dalam meluncur. Namun inilah yang dinamakan kompetisi seluruh tim harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi diluar ekspektasi.
“Kami dan seluruh tim di KRTI 2019 dihadapi situasi yang cukup sulit. Tapi inilah yang harus kami hadapi. Kemarin salah satu peserta dari FW robot terbanya ada yang jatuh dan terbakar dikarenakan terkena goncangan angin sehingga kondisi pesawat tidak stabil. Dengan situasi angin kencang kami dituntut harus mengolah otak apa yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya supaya peswat bisa lepas landas,” ujarnya.
Farhan juga menambahkan seluruh divisi yang memiliki kriteria perlombaan yang berbeda, peserta akan memaksimalkan segala kemampuannya untuk mengatasi permasalahan kondisi angin yang kadang tak menentu ini.
“Saya yakin seluruh tim memiliki strategi masing-masing untuk mengatasi angin kencang ini. Sehingga perlombaan akan menjadi lebih seru dan impresif,” imbuh farhan. (why/tni)
Share It On: