Pakar dari Universitas Cumbria UK, Jack Whitehead menyampaikan materi seputar pendidikan transformatif.
Unesa.ac.id. SURABAYA--Prodi S-2 Pendidikan Dasar (Dikdas), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menyelenggarakan International Conference on Transformative Educational Research and Sustainable Development (TERSD) secara daring pada Sabtu-Minggu, 19-20 Oktober 2024.
Tema yang diangkat pada tahun keempat pelaksanaannya ini yaitu tentang "Transformative Education Empowerment In The Landscape of Cultural and Religious Diversity," yang dihadiri sejumlah narasumber dari berbagai negara.
Mereka adalah, Peter C. Taylor guru besar dari Universitas Murdoch Australia; Jack Whitehead guru besar Universitas Cumbria United Kingdom; Bal Chandra Luitel guru besar Universitas Kathmandu Nepal; dan Pratiwi Retnaningdyah guru besar UNESA.
Koorprodi S-2 Dikdas, Neni Mariana mengatakan, kegiatan ini diikuti peserta dari sejumlah negara, seperti Australia, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Brazil, UK, Thailand, Afrika Selatan, Amerika Serikat, hingga India. Jumlah paper yang terkumpul yakni 42 karya dan 38 presenter.
Menurutnya, agenda ini merupakan wujud komitmen prodinya dalam merespons perkembangan dan dinamika dunia pendidikan dari berbagai perspektif dan disiplin keilmuan.
“Lewat kegiatan ini, kita mempelajari sistem pendidikan yang berbeda, cara berpikir yang berbeda, keilmuan yang interdisipliner dari berbagai narasumber. Dari itu, kita bisa merumuskan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan ke depan,” ucapnya.
Bal Chandra Luitel guru besar Universitas Kathmandu Nepal menyampaikan seputar pendidikan karakter dan kepemimpinan.
Dekan FIP, Nursalim mengatakan melalui konferensi internasional ini dapat memperkaya khazanah keilmuan pendidikan dan pengalaman pelaksanaan pendidikan di sejumlah negara. Tentu, hal itu dapat menjadi referensi penting dalam memperkuat dunia pendidikan di Indonesia.
"Agenda ini juga menjadi wadah untuk saling terkoneksi, untuk meningkatkan kesadaran pendidik dalam merubah pendidikan yang semakin masif. Semoga konferensi ini dapat mendorong guru untuk lebih peka dalam menangani persoalan pendidikan baik dari guru, siswa, maupun aspek pendidikan lainnya,” ucap guru besar FIP itu.
Pada sesi materi, Peter C. Taylor menjelaskan tentang lingkungan dan pendidikan. Menurutnya, cara-cara manusia dalam memperlakukan lingkungan memberikan dampak yang besar terhadap perubahan bumi yakni perubahan iklim, polusi plastik, hilangnya biodiversitas, hilangnya keragaman budaya.
"Bagaimana kita para pendidik yang mengaplikasikan STEM dapat menyikapi perubahan itu dengan melibatkan siswa untuk merawat lingkungan secara berkelanjutan,” ucapnya.
Guru besar UNESA, Pratiwi Retnaningdyah menekankan pentingnya menumbuhkan ecoliteracy sejak dini melalui kebijakan dan kegiatan inovatif di sekolah.
Dari permasalahan itu, ia menekankan kepada pendidik untuk mengajarkan siswa tentang pengetahuan budaya, pengetahuan hubungan atau konektivitas, pengetahuan budaya yang kritis, dan pengetahuan praktis, serta dasar akan lingkungan.
Selanjutnya, Pratiwi Retnaningdyah menyoroti tentang ecoliteracy. Menurutnya ecoliteracy adalah kemampuan untuk memahami sistem alam untuk menjaga kelangsungan alam. “Ini penting untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa agar dapat menjaga keberlangsungan alam," tuturnya.
Adapun cara yang dapat diajarkan guru kepada peserta didik dimulai dari membuat pilihan-pilihan yang keberlanjutan, memberikan kontribusi yang positif, dan membuat tindakan-tindakan yang positif.
Di samping itu, guru-guru dapat menerapkan kebijakan sekolah adiwiyata, profil pelajar Pancasila, mengintegrasikan kurikulum, pembelajaran eksperimen, kolaborasi dengan komunitas-komunitas lingkungan.
Pada sesi berikutnya, Jack Whitehead membahas teori pendidikan transformatif dalam konteks keragaman budaya dan agama untuk pengembangan nilai-nilai kemanusiaan, dan belief system. Sementara, Bal Chandra Luitel menjelaskan mengenai pengembangan karakter dan nilai kepemimpinan melalui yoga, refleksivitas, dan minat emansipatoris.[]
***
Penulis: Tim Humas Prodi S-2 Dikdas
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Prodi S-2 Dikdas
Share It On: