Dosen dan mahasiswa menghadiri seminar internasional tentang kesehatan mental di Auditorium, Rektorat UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Seminar Internasional di Auditorium, lantai 11, Gedung Rektorat, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia (10 Oktober 2024) ini dihadiri jajaran mitra UNESA, para dosen dan mahasiswa.
Seminar dibuka oleh Wakil Rektor II Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha, Bachtiar Syaiful Bachri. Menurutnya, dinamika sosial dewasa ini menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan mental anak-anak muda termasuk mahasiswa yang harus menjadi perhatian bersama.
"Karena itu kegiatan sangat penting sebagai langkah konkrit untuk memperkuat kesehatan mental generasi muda. Harapannya ini tidak untuk diri kita sendiri, tetapi jadi semangat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental," ucapnya.
Wakil Rektor Bidang II memberikan penguatan akan pentingnya agenda ini untuk penguatan ketahanan mental generasi muda.
Selain memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, acara ini memperkokoh komitmen SMCC UNESA dalam meningkatkan kualitas kesehatan mental generasi muda bangsa Indonesia. Salah satu yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan Rumah Sakit Menur, Surabaya.
Direktur RS Menur, Vitria Dewi menyampaikan urgensi kolaborasi dengan SMCC UNESA. Dia membeberkan bahwa usia paling muda di RS Menur yang mengalami gangguan jiwa adalah berusia 10 tahun.
Remaja usia 18-24 tahun paling banyak mengalami gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah putus dari kekasih. "Setiap hari kita tidak bisa terlepas dari stres, maka perlu adanya manajemen stres dalam hal ini perlu melakukan kerja sama salah satunya dengan SMCC UNESA," jelasnya.
SMCC UNESA menandatangani dokumen kerja sama penguatan kesehatan mental generasi muda bangsa Indonesia.
Seminar internasional ini menghadirkan sejumlah pemateri, salah satunya Retno Tri Hariastuti selaku Head of Academic SMCC. Dosen BK UNESA tersebut membawakan materi 'Sehat Mentalku, Menyala Akademikku.'
Dia menyebutkan data statistik bahwa 1 dari 4 remaja memiliki kecenderungan untuk mengakhiri hidup. "Kita seringkali mendengarkan saran untuk berpikir positif tanpa ada tindakan. Sebaiknya, lakukan perbuatan positif di samping berpikir positif," terangnya.
Ada beberapa karakteristik manusia dengan kesehatan mental yang baik adalah dengan memiliki psychological well-being atau kesejahteraan psikologis. "Orang yang sehat mentalnya itu yang hidupnya efektif," ucapnya.
Kesehatan mental bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya tekanan lingkungan sekitar dan penyalahgunaan narkoba.
Sang Min Lee dari Department of Education dari University of Korea menyampaikan materi tentang stress dan regulasi emosional. Menurutnya, stres disebabkan karena tekanan berlebih yang diterima individu, yang kemudian disebut sebagai stressor, dan mengakibatkan tegangan atau strain.
Dia menyebutkan bahwa lingkungan kerja, lingkungan perkuliahan, dan lingkungan sosial berpotensi menyebabkan stres. Sebagai contoh, ketika pegawai diberi beban kerja yang berat dengan upah sedikit atau mahasiswa yang diberi beban tugas berlebih di luar jam perkuliahan, rentan menyebabkan stres.
Brigjen Pol, Awang Joko Rumitro Ketua BNN Provinsi Jawa Timur pada kesempatan itu mengajak mahasiswa untuk tidak menyalahgunakan narkoba, karena dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Mengonsumsi narkoba memiliki karakter yang bermacam-macam dan yang paling parah yaitu bipolar. "Jangan pernah mencoba, apapun alasannya. Sebab kalau berani mencoba, berarti Anda mempertaruhkan masa depan," ucapnya.[*]
***
Reporter: Dewanda (FBS), dan Retno Nurus Solekhah (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim SMCC UNESA
Share It On: