Brigade Mobil (Brimob) merayakan HUT Brimob Polri ke-69 pada Jum'at (14/11/2014) di Mako Subden 2 Den B Pelopor Satbrimob Polda Jatim. Brimob merupakan pasukan elite yang dimiliki oleh Polri dan sering diterjunkan ke daerah-daerah rawan konflik mulai dari pengamanan di Nangroe Aceh Darussalam hingga Papua untuk meredam aksi-aksi unjuk rasa yang menjurus ke anarkis.
Lorenzo Yauwerissa merupakan mahasiswa Pendidikan Sejarah Unesa yang kali itu mendapatkan penghargaan Warga Kehormatan Korps Brimob Polda Jatim. Pasalnya, dia dianggap berjasa karena penelitiannya dan berhasil membuat buku dengan judul "Polisi Istimewa, Prajurit Istimewa, dan Perjuangan Kemerdekaan di Jawa Timur." Penelitian untuk menuntaskan buku itu menghabiskan waktu kurang lebih 2 tahun. Mahasiswa semester 5 itu mengaku banyak menghadapi kendala selama melakukan penelitian. Dia harus berkeliling markas Brimob se-Jawa Timur guna mengumpulkan sumber informasi sebagai bahan bukunya.
Buku itu berisi sejarah cikal bakal Brigade Mobil (Brimob). Korps tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) itu dibentuk pada tahun 1945, di mana pada era penjajahan Jepang Brimob bernama Tokubetsu Keisatsutaiatau. "Ini merupakan sebuah kebanggaan dan saya tidak akan menodai gelar Warga Kehormatan ini. Harapannya melalui buku ini, Polri mampu bekerja secara profesional," sahut Lorenzo.
Upacara HUT Brimob Polri ke-69 itu berlangsung mulai pukul 08.00 WIB dan dilanjutkan dengan acara syukuran dengan beberapa peragaan, di antaranya peragaan bela diri, tari Saman dari Nangroe Aceh Darussalam, dan tari Malulo dari suku Tolaki, Kendari , Sulawesi Tenggara yang dibawakan oleh ibu-ibu Bayangkari. "Di dalam memeringati HUT Brimob kali ini, kita akan tingkatkan kiprah Brimob di tengah-tengah masyarakat. Selama ini tugas-tugas yang dibebankan kepada Brimob selalu berhasil sesuai dengan mottonya 'Sekali melangkah tetap berhasil'," kata Irjen Pol M. Anas Yusuf. (Khusnul/sandi/SR)
Share It On: