Pagi menjelang subuh tadi (9/9) dua puluh mahasiswa Unesa kontingen PIMNAS XXVI diberangkatkan dengan bus putih Unesa menuju Bandara Internasional Juanda. Perjalanan udara Surabaya-Lombok ditempuh sekitar dua jam. Reporter Humas Unesa yang juga finalis PIMNAS tahun ini, Putri Retnosari melaporkan bahwa pesawat telah mendarat di Bandara Internasional Lombok dengan mulus. Hari ini mereka akan mengikuti serangkaian acara pembukaan dan technical meeting. Kegiatan inti dalam perhelatan ilmiah paling akbar se-Indonesia itu baru dimulai esok hari.
Kelompoknya satu tim dengan Mawapres Unesa sekaligus peringkat V Mawapres Nasional, Laili Purnamasari mengaku telah menyiapkan konsep presentasi yang unik yaitu dengan model sosiodrama disertai dengan pantomin. Tim PKMM (pengabdian masyarakat) yang terdiri atas dua mahasiswa Sastra Indonesia dan satu mahasiswa jurusan Seni Rupa bernama Febri ini akan mempresentasikan karyanya yang berjudul Usaha Pembuatan Batik Tulis Bermotif Pegon Khas Gresik . PKMM ini dibimbing oleh Andik Yuliyanto, M.Si, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program kreativitas yang diangkat mereka merupakan wujud kontribusinya dalam memberikan solusi untuk negeri.
Dalam laporan kemajuan yang dibuatnya dijelaskan bahwa Kabupaten Gresik dengan berbagai peninggalan budaya yang melatarbelakanginya belum mempunyai batik tulis khas daerah, selain itu, potensi Industri Kecil Menengah (IKM) batik tulis Gresik berada pada kondisi yang mengkhawatirkan. Kondisi tersebut dipicu oleh banyak hal, di antaranya persaingan harga batik di pasar yang semakin murah karena batik cap lebih diminati, keengganan konsumen memesan batik di IKM karena IKM tidak menyediakan motif, dan lain sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan IKM mengalami kerugian sehingga banyak karyawan diberhentikan.
Salah satu usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah menggagas motif batik tulis khas. Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan PKMM ini adalah membantu masyarakat menghadapi masalah merosotnya pesanan batik dengan menciptakan motif pegon bertuliskan Gresik Berhias Iman . Batik tulis motif pegon yang dihasilkan dari program ini untuk membantu IKM Mitra, di antaranya dapat mempercepat proses pembuatan batik karena motifnya sederhana namun unik sehingga meningkatkan nilai jual, meningkatkan kuantitas produksi karena dengan motif yang sederhana para karyawan lebih cepat mengerjakan batik sehingga terdapat perbandingan yang signifikan antara produksi sebelum dan sesudah PKM, meningkatkan omset yang diterima IKM, semula turun drastis hanya Rp 1000.000/bulan dengan penjualan 3 5 lembar perbulan menjadi Rp4.000.000/bulan, dengan penjualan 19-- 20 lembar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan IKM dan karyawannya.
"Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hampir setiap tahun selalu meloloskan PKM-nya hingga melaju ke final PIMNAS, namun belum pernah meraih medali. Semoga tim PKM JPBSI tahun ini dapat memberikan yang terbaik untuk Unesa," ujar Andik Yuliyanto, S.S. M.Si., dosen pembina kemahasiswaan JBSI di sela-sela keberangkatannya menuju Mataram.
Share It On: