www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Diah Anggraeny, dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memiliki perhatian besar dan kontribusi nyata dalam bidang disabilitas. Atas peran pentingnya itu dia memperoleh penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi Jawa Timur dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) 2022.
Penghargaan yang diinisiasi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin Istri Wapres ini diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Penghargaan yang didapat dosen PLB tersebut merupakan penghargaan kepada perempuan-perempuan di Indonesia yang berjasa dan berprestasi di berbagai bidang.
Perempuan yang akrab disapa Diah ini mulai konsern terhadap ABK sejak 2014. Tahun tersebut dia berkonsentrasi membangun support parent cerebral palsy termasuk penanganannya yang tergabung dalam serangkaian kegiatan awareness dan pendampingan bagi anak dengan kondisi cerebral palsy.
“Selain mendampingi, saya juga mengelola layanan fisio dan psiko bagi anak-anak cerebral palsy dan melakukan pembinaaan untuk parent support secara mandiri berbasis keluarga,” paparnya.
Dosen kelahiran Surabaya 7 Mei 1982 tersebut menceritakan, dari 2014 dia tidak hanya fokus ke cerebral palsy, tetapi juga kepada anak berkebutuhan khusus lainnya seperti down syndrom, autis dan lain-lain. Dia juga terlibat dalam program Dharma Wanita Persatuan Surabaya dan Pusat Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA.
“Kebetulan saya juga menjadi salah satu support system di Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) dan menjadi bagian dari konstruksi penanganan cerebral palsy di Surabaya dengan mengelola layanan fisioterapi dan psikoterapi untuk cerebral palsy dan masyarakat melalui sinergi dan kerja sama dengan DP3AK Provinsi Jawa Timur, terutama dalam pendampingan anak-anak dengan ibu yang berprofesi sebagai driver gojek,” ungkapnya.
Karena kiprahnya, pada tahun 2017 dia berhasil meraih penghargaan Perempuan Berdaya Indonesia Jaya dari Wali Kota Surabaya pada Puncak Peringatan Hari Ibu Desember 2017. Diah sangat bersyukur dan menjadikan penghargaan ini sebagai pelecut semangat untuk terus memberikan kontribusi terbaiknya ke depan.
Penghargaan yang diperolehnya itu merupakan buah dari kecintaannya terhadap dunia disabilitas. Motivasi Diah terjun jauh dalam bidang tersebut salah satunya karena pengalaman yang dirasakan ketika menangani anak dengan kondisi cerebral palsy berat. Anak tersebut mengalami banyak kesulitan karena hambatan motorik sehingga membutuhkan perhatian bersama.
“Saya berupaya agar anak-anak ini mendapatkan pelayanan dan ‘maintenance’ untuk kualitas hidup yang lebih baik seperti anak tidak mudah sakit (homeostasis), ‘maintenance’ untuk otot dan tulangnya, menjaga persendian sehingga mengantisipasi terjadinya dislok dan lain-lain,” ujar Diah.
Menyadari dirinya tidak bisa bekerja sendiri, dia bersinergi dengan sejumlah pihak di antaranya PFAI (Perhimpunan Fisioterapi Anak Indonesia) Jatim, PDGAI (Perhimpunan Dokter Gigi Anak Indonesia), okupasi terapi, dan beberapa dokter di Surabaya. Hal itu dilakukan karena untuk ABK sendiri juga sangat kompleks dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda bergantung pada kondisi masing-masing anak.
Ke depan, Diah memiliki mimpi dan harapan terciptanya situasi dan kondisi yang benar-benar inklusi, bukan hanya di dunia pendidikan dan kesehatan, tetapi juga di lapangan kerja dan masyarakat pada umumnya. “Semua anak itu unik terlepas dari kondisi berkebutuhan khusus atau tidak, yang terpenting jangan menuntut anak untuk menjadi seperti yang kita inginkan, tetapi bagaimana membersamainya dalam tumbuh kembang yang optimal,” tandasnya.*
***
Penulis: Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Diah Anggraeny
Share It On: