Guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sekaligus Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni UNESA, Madlazim.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 15 November 2024 lalu, IPM Indonesia selama 2020-2024 rata-rata meningkat sebesar 0.75 persen per tahun.
Tren kenaikan tersebut menjadi kabar bagus dan sebagai motivasi untuk mendongkrak secara signifikan peringkat IPM Indonesia ke depan, baik pada tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia.
Dalam Human Development Report 2023/2024 yang dirilis United Nations Development Programme (UNDP), Maret lalu, IPM Indonesia berada di angka 112 dunia. Persis di bawah Palestina, Afrika Selatan, Lebanon, Mesir, hingga Vietnam.
Pada skala Asia, Indonesia berada di urutan ke-18. Sementara skala Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-6, di atasnya Filipina, di bawahnya Vietnam, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya , Madlazim menyoroti angkat IPM Indonesia dalam seminar nasional Sainteknopark VIII di Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Jombang pada Sabtu, 30 November 2024.
Analisis dan Strategi Penguatan SDM
Menurutnya, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan IPM Indonesia. Pertama, jika diperhatikan, negara-negara dengan IPM rendah seperti Indonesia dan Brunei Darussalam pada umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Sementera negara seperti Singapura yang memiliki keterbatasan sumber daya alam memiliki IPM tinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan ekonomi untuk mendorong peningkatan IPM.
Kedua, negara dengan IPM tinggi cenderung memiliki kualitas tata kelola pemerintah yang baik atau good government. Karena itu, Indonesia perlu meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan di semua aspek, dan memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas SDM. Ada hubungan kuat antara tata kelola dan kualitas pembangunan manusia.
Komitmen Aspek Investasi dan Pendidikan
Ketiga, kualitas pembangunan manusia sangat ditentukan kualitas pendidikan. atas dasar itulah, jika melihat negara dengan IPM tinggi, Indonesia perlu memprioritaskan dan memperbesar investasi di bidang pendidikan.
Keempat, negara dengan IPM tinggi memiliki persentase anggaran yang bisa dibilang moderat untuk pembangunan SDM, tetapi tata kelola dan alokasi anggarannya efektif dan efisien. Indonesia, juga perlu memperbesar anggaran dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengalikasian anggaran.
Kelima, negara dengan angka IPM yang tinggi memiliki daya kompetitif yang sangat baik di tingkat global. Indonesia mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM, karena memiliki hubungan positif dengan daya saing global.
Rekomendasi dan Solusi
Profesor yang menjadi Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni UNESA ini mengajukan beberapa solusi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Pertama, peningkatan akses dan kualitas pendidikan di seluruh wilayah.
Kedua, pengembangan kompetensi dan keterampilan kerja (upskilling dan reskilling). Ketiga, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Keempat, penguatan kebijakan dan investasi SDM. Kelima, pemanfaatan teknologi untuk transformasi SDM. Keenam, penguatan kolaborasi pemerintah, pendidikan tinggi, industri atau triple helix partnership.
"Solusi terakhir ini bisa dalam bentuk program kolaborasi strategis untuk menciptakan SDM yang berkompeten. Bisa juga dalam bentuk program magang industri bagi mahasiswa untuk penguatan skill praktis," ucapnya.[*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: