Lantunan QS-Baqarah ayat 153-154 menjadi pembuka acara buka bersama yang diadakan Unesa. Di Auditorium Rektorat Unesa, kampus Ketintang pada Jumat (11/07/2014), suasana tampak seperti di pesantren. Semua tamu rata-rata mengenakan busana muslimah dan berjilbab bagi yang perempuan dan baju koko bagi yang laki-laki, tak terkecuali Rektor Unesa, Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. Acara yang bertema Bersihkan Hati, Sucikan Diri, dan Pererat Tali Silaturahim itu dihadiri oleh civitas akademika Unesa mulai dari jajaran pembantu rektor dan staf, dosen, karyawan, serta mahasiswa. Dalam pembukaannya, Prof Muchlas Samani memperkenalkan teman lamanya, ia adalah Prof. Dr. Ir. Abdullah Shahab, M.Sc. yang akan menjadi penceramah dalam acara tersebut. Kami ini jarang sekali bertemu, pada kesempatan yang baik ini, alhamdulillah kami bisa dipertemukan kembali, ujar Rektor Unesa yang akan mengakhiri masa jabatannya itu. Prof. Shahab dalam ceramahnya kurang lebih 30 menit itu mengangkat tentang iman dan ilmu pengetahuan. Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) tersebut memberikan gambaran tentang arti iman dan pengaruh ilmu pengetahuan terhadap keimanan seseorang. Dosen lulusan Prancis itu mencontohkan bahwa ada beberapa hal yang butuh iman dan tidak. Mempercayai peristiwa Isra Miraj itu butuh keimanan karena kejadian tersebut tidak dapat dibuktikan melalui science tetapi jika mempercayai bahwa 1200 tahun yang lalu ada seorang yang bernama Muhammad dilahirkan di tanah Arab itu tidak perlu keimanan karena sejarah telah mencatatnya. Serangkaian penemuan dalam ilmu pengetahuan dapat menguatkan iman seseorang tetapi ada juga yang tidak sama sekali. Banyak peraih nobel di dunia ini yang menciptakan hal-hal yang luar biasa, tetapi dari penemuan itu banyak yang malah tidak beriman, tuturnya. Sebelum mengakhiri ceramahnya, Prof. Shahab mengingatkan kesadaran kita terhadap lingkungan. Dengan menjaga lingkungan dan memeliharanya itu berarti kita telah menjaga ciptaan Tuhan. Tetapi jika kita tak bisa memeliharanya, setidaknya kita sebagai khalifah tidak merusaknya . Ceramah itu kemudian ditutup dan dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama (bukber) dan shalat maghrib berjamaah. (Huda/Byu)