Unesa tidak main-main dalam menyikapi rendahnya peringkat kemampuan membaca siswa di Indonesia. Setelah akademisi dan para alumni Unesa menggagas Jawa Timur sebagai provinsi literasi dan menjadikan Surabaya sebagai percontohan kota literasi tingkat nasional, kini Unesa sedang menyiapkan diri dan memperkuat kapasitasnya sebagai pusat kajian literasi di Indonesia. Cara ini diyakini dapat menjadi salah satu kunci untuk memajukan peradaban bangsa sebab literasi tidak hanya diukur dari kemampuan baca dan tulis secara mekanis-verbal namun juga kemampuan memahami bacaan disertai inovasi pemecahan masalah yang diperlukan pada abad ke-21 seperti saat ini. Direktur Pendidikan Profesi Guru (PPG), Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. pada Kamis (26/6/2014) bersama pegiat literasi Jawa Timur yang juga para alumni Unesa itu mendeklarasikan PPG sebagai pusat penggerak literasi di Unesa. Mereka adalah Sirikit Syah (pendiri Sirikit School of Writing/SSW), Muchamad Choiri (pendiri Jaringan Literasi Indonesia/Jalindo), Satria Dharma (pendiri Eureka Academica/EA), dan Achmad Wahyu (Indonesia Menulis/IM). Mereka membubuhkan tanda tangan sebagai tanda kepedulian terhadap literasi dan komitmennya untuk membudayakan literasi di Indonesia. PPG adalah kawah candradimuka para guru dan calon guru. PPG Unesa menjadi tempat yang strategis untuk menyebarkan virus literasi secara nasional sebab mahasiswa PPG berasal dari berbagai daerah mulai dari kawasan Indonesia Barat, Tengah, dan Timur yang mengikuti program SM-3T. Lembaga ini pun makin relevan dalam menciptakan kultur literasi edukatif secara nasional sebab mereka ialah para guru dan calon guru yang siap menebar virus literasi kepada anak didiknya. Pada acara yang bertajuk "PPG sebagai Penggerak Literasi Unesa" itu juga diluncurkan dua buku karya para peserta PPG SM-3T yang merupakan tradisi PPG Unesa tiap tahun. Buku tersebut berisi harapan, inspirasi, dan pengalamannya ketika mengajar di daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). Salah satu peserta PPG, Nanda Okkyanti dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mengaku senang dengan dikukuhkannya PPG sebagai pusat literasi. "Sebagai calon guru, kami memang harus gemar membaca dan menulis agar budaya itu dapat ditiru anak-anak didik kelak," ujarnya. (Yusuf Nur Rohman/Byu)