Tim PKM Zero Waste UNESA di TPA Benowo, Surabaya
Unesa.ac.id, SURABAYA—Empat mahasiswa Universitas Negeri Surabaya menggagas sebuah inovasi berupa landfill pintar berbentuk prisma untuk mengatasi permasalahan terbatasnya lahan TPA dan peningkatan volume sampah mewujudkan sustainable city di Kota Surabaya. Ide dan gagasan tersebut lolos ke tahap pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa 2024.
Keempat Mahasiswa UNESA tersebut ialah Karna Abadi (S1 Pendidikan Biologi), May Trheya Kasih (S1 Ilmu Administrasi Negara), Akbar Wildhanata (S1 Teknik Elektro), dan Roy Nurfaza (D4 Manajemen Informatika) dengan dosen pembimbing Dwi Anggorowati R., S. Si., M.Si.
Selasa (25/06/2024) Tim Zero Waste UNESA melakukan kunjungan ke TPA Benowo untuk belajar dan berdiskusi mengenai inovasi yang tengah diusung pada Program Kreativitas Mahasiswa 2024. Diskusi tersebut berjalan dengan lancar dan tertib. Mohammad Ali Azhar selaku pengelola TPA Benowo, memberikan apresiasi terhadap inovasi yang diusung oleh Tim Zero Waste Unesa.
“Banyak anak muda yang bisa berinovasi, tetapi jarang ada anak muda yang peduli tentang lingkungan” jelasnya singkat.
“Saya mengapresiasi ide dan gagasan yang dibawakan oleh teman-teman Unesa, walaupun masih gambaran umum. Saya harap ide dan gagasan ini bisa ditekuni dan dikembangkan untuk dapat diimpelementasikan. Permasalahan yang sering di temui di setiap TPA yaitu lindi dari sampah dan bau tidak sedap. Saya mendukung sekali, ide teman-teman dan bisa berkabar untuk perkembangannya,” tambahnya.
Lampu hijau yang diberikan oleh pengelola TPA Benowo memberikan semangat bagi Tim Zero Waste Unesa untuk terus berinovasi dan mengembangkan fitur yang ada di dalamnya. Landfil atau tempat pembuangan akhir.
“Inovasi kami tidak hanya sekedar membangun Tempat Pembuangan Akhir atau TPA saja tetapi kami memiliki ide untuk menggunakan teknologi AI (Artificial Intelegence) dalam inovasi kami tersebut,” ujar Karna Abadi ketua tim PKM.
Tak hanya berbasis AI, Karna menjelaskan bahwa inovasinya menggunakan teknologi Waste Energy Plant, yaitu pengembangan menjadi pembangkit listrik tenaga biomasa sampah disebut juga PLTSa. Pembangkit listrik termal dengan uap supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas metana sampah.
“Kami berharap inovasi ini bisa lolos sampai ke tahap PIMNAS, selain itu kami juga telah bekerja sama dengan mitra seperti TPA Benowo yang telah mendukung ide inovatif kami sehingga kami optimis ide ini dapat diterapkan secara optimal,” tukasnya.[]
***
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Foto: Tim PKM UNESA
Share It On: