Berbeda dengan evaluasi tahap I, acara yang berlangsung selama 3 hari (29/4 1/5) itu diadakan oleh D'TIK Art Production sebagai penyelenggaranya. Nama yang merupakan singkatan dari drama, tari, dan musik tersebut adalah bagian dari kuliah produksi mahasiswa jurusan sendratasik. Untuk pemakaian nama D'TIK yang melibatkan 70 orang mahasiswa jurusan sendratasik yang memrogram mata kuliah manajemen pertunjukkan itu ternyata dipakai sudah hampir 2 tahun setelah sebelumnya digunakan nama lain.
Menurut Ketua Panitia, Tommy Yuliawan Budi, acara demikian memang sudah menjadi kebiasaan bagi mahasiswa Jurusan Sendratasik untuk mengenalkan jurusannya kepada kalangan umum, termasuk juga mahasiswa Unesa jurusan lain dan didapat juga keuntungan lainnya. Keuntungan lain yang dimaksud adalah dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk berwirausaha ataupun berproduksi dan suatu bentuk apresiasi seni, di samping mendapat nilai untuk mata kuliah dan kelulusan bagi para peserta ujian. "Khusus di tahun saya, sasaran kita anak SMP dan SMA," tambah mahasiswa Prodi Seni Musik ini.
Selain itu, khusus pada hari kedua untuk evaluasi tahap II (30/4) ditampilkan hanya karya musik dari jumlah keseluruhan penampilan 26 karya yang meliputi drama, tari, dan musik oleh para penata. Istilah penata dipakai untuk menunjukkan bahwa karya tersebut dibawa kendali atau menjadi tanggung jawab seorang penata yang sebenarnya adalah peserta ujian. Dengan kata lain, bahwa penampilan karya-karya merupakan produk yang diujikan sebagai syarat kelulusan mahasiswa jurusan sendratasik, di samping ujian skripsi yang tujuan akhirnya bukan menghasilkan produk berupa karya seni tertentu. "Ada 8 karya musik pada hari ke-2", kata Tommy dalam kesempatan wawancara. Kedelapan dari 18 jumlah keseluruhan karya, antara lain: 6 musik orkestra, 1 musik kontemporer, dan 1 musik digital.
Musik orkestra adalah jenis musik yang membutuhkan banyak pemain musik, untuk memainkan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan. Orkestra menuntut tingkat kecakapan musikal yang tinggi untuk memainkan dengan tepat pada nada-nada yang tertulis. Jenisnya dibagi lagi menjadi 2, yaitu orkestra penuh dan ansambel orkestra. Ada 5 ansambel orkestra yang ditata oleh Doni Afandi dengan judul Semut; Tedha Trisetyo Utomo dengan judul Passion in Life; Angga K. dengan judul Kadens; Fransiskus Regis Wahyu Wicaksono dengan judul Renacenria; dan Wanda K. Nathania dengan judul Ora et Labora, sedangkan orkestra penuh atau full orkestra ditata oleh Kikis Flute dengan judul Harmoni untuk Negeri.
Musik kontemporer merupakan musik yang sesuai dengan perkembangan zaman, yang sekarang dengan teknologi warna musik diubah dan semakin diperkaya. Jenis musik ini dibawakan mahasiswa Prodi Musik dengan penata Kholam Shiharta berjudul Tuhu yang dalam bahasa Kawi artinya teguh. Terakhir, musik digital adalah harmonisasi bunyi yang dibuat melalui perekaman konvensional maupun suara sintetis yang disimpan dalam media berbasis teknologi komputer. Format digital dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas. Untuk musik jenis ini dibawakan dengan Yuli Eko Prasetyo (Cecep) sebagai penata dengan judul Too Much. [Rizka Amalia_Humas]
Share It On: