www.unesa.ac.id
Acara yang dimoderatori Fatma Ayu (Puteri Indonesia Jatim 2017) tersebut mendiskusikan pengembangan kampus yang inklusif dengan 3 indikator yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) kebijakan pimpinan yang afirmatif; (2) praktik layanan untuk semua yang berasas kesetaraan, pemenuhan hak, akomodatif, aksesibel dan tidak diskriminatif; (3) budaya lingkungan kampus yang inklusif dan ramah untuk semua. Dalam kerangka pengembangan kampus-kampus itu, saat ini sedang berjalan program INDOEDUC4ALL yang didukung pembiayaannya oleh ERASMUS dilaksanakan mulai tahun 2017 dan akan berakhir pada tahun 2019. Anggota-anggota konsorsium tersebut menyampaikan bahwa mereka masih membuka kesempatan bagi kampus yang ingin bergabung yang tentu berkomitmen bersama untuk menyediakan layanan dan fasilitas bagi pendidikan anak disabilitas, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), penyediaan laboratorium inklusi, dan pendidikan Luar Biasa. Di Unesa sendiri saat ini sudah memiliki Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) yang diketuai oleh Dr. Budiyanto sekaligus sebagai ketua panitia acara tersebut.
Direktur Pembelajaran Kemristekdikti Dr. Paristiyanti Nurwardani menyampaikan hal-hal berkaitan dengan kebijakan Kemristekdikti tentang layanan pendidikan bagi mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi serta program-program yang sudah dilaksanakan oleh Kemristekdikti. Sementara itu Jawa Timur sebagai salah satu Propinsi pelopor pendidikan inklusif, kini telah memiliki Perda disabilitas dan Pergub pendidikan inklusif serta menfasilitasi penyelenggaraan pendidikan inklusif. Kebijakan itu diantaranya berkait SMALB, SMA/MA dan SMK Inklusi agar lulusan mereka siap melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Acara ini juga dimeriahkan oleh pameran Sekolah Luar Biasa dan penampilan bakat menyanyi dari para penyandang disabilitas. (vin)
Share It On: