Dibuka oleh Prof. Warsono pada pukul 20.00 WIB. Dikunjungi sekitar 200 orang. Kegiatan ini dipersembahkan dengan sangat meriah. Berbagai wacana kebangsaan saai ini dikupas habis oleh Emha Ainun Nadjib yang dikenal dengan Cak Nun. Bahwasanya Indonesia adalah istimewa sebagai negara yang kaya. Semisal Yogyakarta sebagai tempat satu-satunya di dunia yang berada di antar gunung merapi dan laut menyimpan pasir besi. Seharunya sebagai bangsa yang kaya harus mengerti patrap yaitu mencari ruang dalam kehidupan dalam arti dapat menempatkan diri. Suatu hal yang aneh bukan, jika kaya tapi tetap tidak dapat merdeka dalam berpikir. Pesan yang disampaikan adalah kekayaan Indonesia sebagai berkah dan rahmat harus disadari untuk menjadi manusia yang merdeka, baik terhadap dirinya maupun terhadap Tuhannya.
Diselingi dengan shalawat yang sangat memukau disisipi campuran lirik-lirik-lirik Lagu Kebangsaan yaitu lagu "Indonesia Raya" diolah menjadi aransemen indah bercampur nada kanak-kanak. Maksud disajikan hiburan hati dengan konsep ceria ala kanak-kanak seperti Yamkorame Yamko, ABC, Pelajaran membaca Al qur'an, hanacaraka,nama-nama hari dalam bahasa Indonesia, nama-nama hari dalam bahasa Arab, nama hari dalam bahasa Inggris, nama-nama hari dalam bahasa Jawa (pasaran: pahing, pon, wage, legi, dan kliwon), dan lagu unik "Amri, jangan membolos". Semua lagu persembahan Kiai Kanjeng sungguh dapat dijadikan bahan intropeksi diri bagi pendengarnya.
Ditambahkan penerangan mengenai Jargon Unesa yaitu unggul dalam kependidikan, Kokoh dalam keilmuan, dan tangguh dalam karakter. Sebagai Universitas yang sudah dapat membedakan urusan pendidkan harus memilah hal mana yang dapat dimasukkan dalam kapitalisasi dan yang tidak patut dikapitalisasi. Mampukah yang selama ini bergelut dalam lingkup pendidikan sudah paham terhadap terminologi asal kata dari pendidikan itu sendiri. Terutama dalam arti luas pengguna bahasa. Seluruh masyarakat Indonesia harus disiplin terhadap KATA. Maka dari itu pengutaraan sebuah bahasa yang dihasilkan bukan sebagai bentuk yang diluar kesengajaan belaka, akan tetapi atas pemikiran serta konvensi.
Tak terasa waktu mengantar pada jam larut malam, sekitar pukul 23.00 WIB pembahasan wacana dan kritis wacana bangsa dan realita dalam cara pandang Emha Ainun Nadjib ditutup berbagai persembahan musik. Dengan keunikan dan hasil karya terpilih disajikan untuk menutup acara. Selama setengah jam lagu terlantun merdu dari personil-personil Kiai Kanjeng. Tak heran deru tepuk tangan dari seluruh pengunjung bergema di lapangan Rektorat Unesa malam itu. (Evi Nur Azizah dan Zainur Rahman)
Share It On: