Acara yang bertemakan "Kearifan dalam Budaya Jawa Ditinjau dari Sudut Pandang Novelis Jepang: Abe Tomoji & Kitahara Takeo dan Pandangan Pelukis/Kartunis Jepang Ono Saseo " bertujuan mendukung upaya pemerintah untuk memajukan Bangsa Indonesia. Menurut Mr. Takano, Jawa dilihat dari sudut pandang novelis Jepang: Abe Tomoji dan Kitahara Takeo serta pelukis/kartunis Ono Saseo, memiliki persamaan yang cukup menonjol. Hal ini dibuktikan dengan adanya kultur budaya yang masih ditunjukkan masyarakat Jepang pada era modern ini yakni membungkukkan badan ketika menyapa orang lain sedangkan masyarakat Indonesia khususnya Jawa masih saling menyapa dan bersalaman ketika bertemu orang lain.
Acara ini dihadiri Ketua Lemlit Unesa, Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd.; Konsul Jenderal Jepang Surabaya, Mr. Takano; Direktur Japan Foundation, Mr. Kanai Atsushi yang diwakili oleh Mrs. Mugitani; Ketua Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI), Dr. Siti Dahsiar Anwar, S.S., yang diwakili oleh Dr. Indra Sasanti, M.Si., dan Rektor Poole Gakuin University, Prof. Dr. Kimura Kazuaki sebagai keynote speaker, Prof. Budi Darma, M.A., Ph.D. (Guru Besar Unesa) sebagai komentator dan Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt. (Guru Besar Unesa) sebagai moderator dan penerjemah. Tak hanya itu, ada sekitar 120 peserta, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa khususnya Jurusan Bahasa Daerah dan Jurusan Bahasa Jepang.
Selain Mr. Takano, Prof. Dr. Kimura Kazuaki juga menyampaikan bahwa Abe Tomoji, Kitahara Takeo, dan Ono Saseo sangat kagum pada Jawa karena mereka menganggap Jawa adalah surganya dunia. Mereka diutus oleh pemerintah Jepang untuk mengetahui seluk beluk keadaan Indonesia saat itu.
Melihat hal ini, hendaknya pemerintah lebih menggalakkan dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia agar generasi muda tidak kehilangan jati diri karena tergerus oleh era yang semakin global ini. (Novi_Humas Unesa)
Share It On: